Mohon tunggu...
Natalia Prasetio
Natalia Prasetio Mohon Tunggu... -

an ordinary girl :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sanggupkah Indonesia Kejar Target MDGs?

13 Agustus 2013   00:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:23 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Tujuan Pembangunan Milenium, adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang memiliki 8 butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015dan mulai dijalankan pada September 2000. Deklarasi Milenium dipakai oleh 189 negara, dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala Negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000.

Target utama dari kesepakatan ini adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Dan 8 tujuan dari kesepakatan ini adalah menanggulangi kesmiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua penduduk, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Indonesia termasuk salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut. Pemerintah Indonesia melaksanakan kesepakatan ini dibawah koordinasi Bappenas dan dibantu oleh Kelompok Kerja PBB. MDGs menjadi patokan penting untuk pembangunan yang berlangsung di Indonesia. Setiap pembangunan yang akan dilaksanakan teracuh pada kesepakatan, baik pembangunan jangka pendek maupun pembangunan jangka panjang. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan suatu acuan penilaian dasar dalam melakukan perjanjian kerjasama dengan negara lain.

Tetapi, apakah Indonesia mampu mencapai tujuan dari MDGs ditahun 2015? Pertanyaan ini yang sering diperdebatkan oleh banyak ahli dan masyarakat Indonesia. Untuk melaksanakan program-program MDGs, pemerintah Indonesia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Padahal kita masih menanggung beban pembayaran utang yang juga tidak kalah besarnya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp 97,7 trilium (2009) sampai dengan Rp 91,54 triliun (2015). Pada tahun 2016, pembayaran utang Indonesia menurun drastis menjadi Rp 66,7 triliun. Dengan hutang yang masih membebani perekonomian negara Indonesia, kemungkinan untuk mencapai tujuan MDGs pada tahun 2015, menjadi kecil untuk berhasil.

Tidak hanya kendala hutang yang masih melilit negara kita, tingginya angka kemiskinan, kematian, kendala pendidikan dan tingginya angka penderita HIV/AIDS memberikan batu sandungan yang lebih kepada pemerintah untuk melangkah maju menuju target tercapainya MDGs periode 2015. Kementrian Kesehatan RI mencatat hingga 2011 anka kematian ibu saat melahirkan sebesar 228 orang per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi usia nol hingga 11 bulan di Indonesia sebesar 34 orang per 1.000 kelahiran hidup. Dan untuk penderita penyakit HIV/AIDS hingga 2011 tercatat sekitar 200.000 orang.

Jika dibandingkan dengan targert MDGs, kematian ibu saat melahirkan seharusnya mampu diturunkan menjadi sekitar 102 orang per 100.000 kelahiran hidup. kematian bayi usia nol hingga 11 bulan harus turun menjadi 23 orang per 1.000 kelahiran hidup. Untuk penderita HIV/AIDS sendiri, pemerintah mengatakan bahwa jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan dan jauh dari target MDGs. Disamping itu, korupsi juga menjadi kendala terbesar dalam melaksanakan tujuan MDGs. Dengan besarnya biaya program yang telah dirancang sesuai target, kemungkinan untuk melakukan tindakan korupsi jauh lebih tinggi.

Menurut Koordinator Yayasan Forum Indonesia Muda (yayasan yang mewaspadai program-program yang dikhususkan untuk pencapaian MDGs 20150 yaitu Ivan Ahda, berpendapat Indonesia akan sulit mencapai MDGs 2015 karena maraknya tindak pidana korupsi di Indonesia. Tindak korupsi sendiri menjadi akar persoalan yang sangat berdampak negatif terhadap upaya pencapaian target. Tidak hanya korupsi, sektor pendidikan juga merupakan pioner dari seluruh program yang harus dicapai dalam MDGs 2015, karena tanpa kemajuan pendidikan, kemajuan dalam program lain akan sulit diwujudkan.

Jika ditelusuri lebih jauh, secara spesifik ada tiga target yang dikatakan sulit untuk diwujudkan dalam kondisi sekarang ini. Asisten Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk tujuan pembanguan milenium (MDGs), Diah Saminarsih, mengatakan bahwa ada tiga target tujuan pembangunan milenium yang sangat sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS, serta mengakses air bersih dan sanitasi dasar.

Tiga target ini dikategorikan sebagai pencapaian yang sulit disebabkan oleh banyak faktor, antaranya pembangunan yang tidak merata, infrastruktur dan layanan kesehatan yang tidak memenuhi standar, jauhnya jarak puskesmas serta kondisi jalanan yang tidak baik, dan minimnya kesadaran masyarakat dengan pentingnya hidup sehat.

Faktor lainnya adalah tingginya angka ibu melahirkan, terutama di daerah terpencil. Dengan tingginya angka ibu melahirkan, dibandingkan dengan tenaga medis dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, membuat angka kematian ibu melahirkan tetap tinggi setiap tahunnya. Masyarakat yang hidup di daerah terpencil masih menggunakan jasa dukun beranak rata-rata karena mahalnya biaya transportasi yang harus dilakukan untuk menuju ke puskesmas terdekat dengan daerah tersebut. Diah juga mengatakan bahwa terhentinya program Keluarga Berencana (KB) saat ini memperbesar resiko kematian ibu melahirkan. Semakin sering sang ibu hamil dan melahirkan, faktor resikonya semakin bertambah.

Dengan banyaknya kendala yang dihadapi Indonesia, pemerintah tetap melanjutkan program-program untuk memenuhi target MDGs ditahun 2015. Sekarang, pemerintah lebih terfokus terhadap target-target yang diprediksikan akan sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu tiga target yang telah disebutkan. Pemerintah berharap dengan begitu Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara lain dalam hal mencapai target MDGs pada tahun 2015. Tetapi, apakah semua rencana dan program yang dijalankan dapat berhasil membawa Indonesia mencapai target MDGs ditahun 2015?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun