Mahasiswa Papua di jember kesulitan mendapat tempat tak menjadi halangan akhirnya sukses ini
JEMBER, puluhan Mahasiswa dan Pelajar Papua tergambung dalam organisasi Persatuan Mahasiswa dan Pelajar Papua (PERMAPPA) Menggelar Penerimaan Mahasiswa Baru dan Musyawarah Besar (MUBES) Tahunan berlangsung selama tiga hari tepatnya di Rembangan, pada tanggal (3 Agustus 20124).
Setelah pembahasan MUBES dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Persatuan Mahasiswa dan pelajar Papua akhirnya Ismail Tibotai di dapuk menjadi Ketua dan Bani Wuka menjadi wakil berdasarkan suara terbanyak.
Terima kasih sudah percayakan kami melalui pemilihan hingga Nantinya Pimpin Organisasi besar ini.  Kami merencana sesuai dengan misi yakni  banyak "mendorong kegiatan  pelatihan dan pengembangan literasi secara Berkala dan keberlanjutan dalam lingkup permappa". Kami akan melakukan singkronisasi dan kolaborasi potensi dan kemampuan dimilik setiap Anggota Permappa, ucap Ismail.
Dalam menghadapi badai informasi dan situasi darurat terutama isu kemanusiaan, ketidak adilan yang terjadi di Papua. Permappa tidak akan diam, karena itu bagian dari "luka saya dan luka anda" sebab, kami tetap merespon  situasi tersebut. dia menjagak mari kami tetap membangun soliditas semua mahasiswa dan pelajar yang ada di kota sembakau ini, kata Bani Wuka saat di tanya Redaksi.
Karena Itu pihaknya mengangkat tema yang menarik "Pembinaan Karakter Mahasiswa Baru Dengan Cara Santun, Menddik Dalam Menyikapi Situasi Krisis Dengan Intelektual".
 Marten Tetamki, S.Sos. Menaruh harapan besar terhadap seluruh orang papua jember baik ada dalam Organisasi Gerakan dan Permappa gunakan dua organisasi ini belajar sungguh-sungguh selain menanggapi isu papua, karena itu peluang yang ada.
Lanjut, Ia berpesan kepada ketua baru terpilih bisa menambahkan apa yang belum terlaksana di tahun-tahun sebelumnya, Â ikut terlibat organisasi di luar seperti di surabaya dan sekitarnya.
Orang papua pertama masuk Wasit Sepak Bola PSSI ASKAB Kabupaten Jember Marten Tetamki biasa disapa Mate  menyampaikan saat wawancara dengan redaksi setelah usai kegiatan, dari awal Panitia Pelaksana kegiatan mengalami kesulitan mendapatkan tempat kegiatan, banyak menolak, akhirnya kegiatan ini di undur mungkin kami orang papua sehingga Tidak mengizinkan tempat, padahal kami sewa, ucapnya.
Mahasiswa papua menuntut ilmu  jauh dari orang tua atau negrinya tentunya banyak mengalami kesulitan terutama tempat dan pencarian danah, kami sebagai panitia mengalami kesusahan tetapi karena tuhan bekerja melalui senior, seluruh mahasiswa dan pelajar banyak memberikan kontribusi berupa material, tenaga, waktu dan energi apalagi mengumpulkan uang sebanyak delapan juta guna menyukseskan kegiatan Penerimahan Mahasiswa Baru dan MUBES hingga terlaksana dengan baik dan sukses, ucap Aminus.