Mohon tunggu...
neizaahnaffauziyah
neizaahnaffauziyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UM Kuningan

Nama saya Neiza Ahnaf Fauziyah saya lahir pada tanggal 19 Januari pada tahun 2006, saya adalah salah satu mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Kuningan. Saya memiliki hobi berenang, karena menurut saya selain asik berenang juga bisa menghilangkan stress, pusing dan penat di tengan kesibukan kesibukan yang saya jalani. Saya juga sedang memulai hobby baru yaitu membaca dan menulis, semoga dengan langkah ini menjadi awal perubahan yang baik bagi saya dan semoga bisa bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitar saya, doakan ya, terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Perselingkuhan Pejabat Publik: Pentingnya Moralitas dan Tanggung Jawab

24 Januari 2025   18:57 Diperbarui: 24 Januari 2025   18:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Kasus perselingkuhan yang melibatkan anggota DPRD Kabupaten Kuningan yang tertangkap basah oleh istrinya di dalam mobil adalah peristiwa yang memalukan, terutama bagi pejabat publik. Sebagai wakil rakyat, seorang anggota dewan seharusnya menjaga nama baik, moral, dan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. Tindakan seperti ini menunjukkan kurangnya rasa tanggung jawab, baik secara pribadi maupun profesional.

Masalah ini juga mencerminkan lemahnya kontrol etika di kalangan pejabat. Tidak hanya merugikan keluarganya, kasus ini juga mencoreng citra lembaga legislatif yang seharusnya menjadi panutan. Masyarakat kini semakin kehilangan kepercayaan terhadap pejabat publik karena kasus seperti ini terus berulang. Jika seorang wakil rakyat tidak bisa menjaga moralitasnya, bagaimana mereka bisa dipercaya menjalankan tugasnya untuk kepentingan masyarakat?

Sebagai solusi, partai politik perlu bertindak tegas dengan memberikan sanksi kepada anggota yang melanggar etika. Selain itu, perlu ada regulasi yang lebih jelas untuk mengawasi perilaku para pejabat, termasuk pembentukan dewan etik yang independen. Pendidikan moral dan pembinaan mental bagi para pejabat juga penting dilakukan secara berkala.

Bagi masyarakat, kasus ini bisa menjadi pengingat untuk lebih selektif dalam memilih wakil rakyat. Jangan hanya memilih berdasarkan popularitas, tetapi juga nilai-nilai moral dan integritas calon. Jika masyarakat terus menuntut perubahan, para pejabat akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai kasus seperti ini menjadi hal yang "biasa" di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun