Mohon tunggu...
Neiha Shofiyya
Neiha Shofiyya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Ainina neihayatus shofiyya adalah seorang mahasiswi biologi yang tertarik dengan berbagai isu lingkungan, senang berpetualang dan memotret. Neiha juga mempunyai hobi membaca dan menjadi penulis berbagai buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fear of Missing Out (FOMO), Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Mental

16 November 2024   21:29 Diperbarui: 16 November 2024   21:50 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fear of Missing Out atau FOMO adalah perasaan cemas dan takut yang muncul ketika kita merasa ketinggalan sesuatu yang menarik atau menyenangkan yang sedang dialami orang lain. Di era digital, FOMO semakin diperkuat oleh kehadiran media sosial.

Peran Media Sosial dalam Memperkuat FOMO

Media sosial, dengan algoritma yang dirancang untuk menyajikan konten yang menarik perhatian pengguna, telah menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi tumbuhnya FOMO. Berikut adalah beberapa cara media sosial memperkuat perasaan ini:

  • Highlight Reel: Media sosial seringkali menjadi tempat bagi orang untuk menampilkan momen-momen terbaik dalam hidup mereka. Foto-foto liburan yang indah, pesta yang meriah, atau pencapaian karier yang gemilang terus bermunculan di beranda kita. Hal ini dapat menciptakan persepsi bahwa kehidupan orang lain selalu sempurna dan menyenangkan, sementara kita merasa kurang beruntung.
  • Perbandingan Sosial: Media sosial mendorong kita untuk membandingkan diri dengan orang lain. Ketika kita melihat teman atau influencer yang memiliki kehidupan yang tampaknya lebih baik, kita mungkin merasa tidak cukup baik atau kurang beruntung.
  • Notifikasi Tanpa Henti: Notifikasi dari media sosial terus-menerus mengingatkan kita akan apa yang sedang terjadi di dunia maya. Kita merasa perlu untuk selalu terhubung dan mengetahui segala sesuatu yang sedang tren, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan dan stres.
  • Filter dan Edit: Penggunaan filter dan edit foto semakin marak di media sosial. Hal ini membuat kita sulit membedakan antara realitas dan idealisasi. Ketika kita melihat foto-foto yang telah diedit, kita mungkin merasa tidak percaya diri dengan penampilan kita sendiri.

Dampak FOMO terhadap Kesehatan Mental

FOMO yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita, seperti:

  • Kecemasan dan Stres: Rasa khawatir terus-menerus akan kehilangan sesuatu dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang signifikan.
  • Depresi: Perasaan tidak cukup baik dan membandingkan diri dengan orang lain dapat memicu depresi.
  • Gangguan Tidur: Kecemasan yang disebabkan oleh FOMO dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan insomnia.
  • Kurang Percaya Diri: Terlalu fokus pada kehidupan orang lain dapat membuat kita merasa kurang percaya diri dengan diri sendiri.
  • Isolasi Sosial: Meskipun media sosial dirancang untuk menghubungkan kita dengan orang lain, FOMO yang berlebihan justru dapat membuat kita merasa terisolasi dan kesepian.

Cara Mengatasi FOMO

  • Sadari FOMO: Langkah pertama adalah mengakui bahwa Anda sedang mengalami FOMO.
  • Batasi Penggunaan Media Sosial: Cobalah untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dan fokus pada aktivitas lain yang lebih produktif.
  • Hidup di Masa Kini: Nikmati momen saat ini dan jangan terlalu memikirkan masa lalu atau masa depan.
  • Bangun Hubungan Sosial yang Kuat: Interaksi sosial yang berkualitas dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan rasa percaya diri.
  • Cari Kegiatan yang Menyenangkan: Alihkan perhatian Anda pada hobi atau minat yang Anda sukai.
  • Praktikkan Mindfulness: Mindfulness dapat membantu Anda lebih sadar akan pikiran dan perasaan Anda, sehingga Anda dapat mengelola FOMO dengan lebih baik.

FOMO adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama media sosial. 

Dengan memahami akar penyebab FOMO dan dampaknya terhadap kesehatan mental, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dan hidup lebih bahagia. Ingatlah bahwa kehidupan yang bahagia tidak selalu tentang memiliki segalanya, tetapi lebih tentang menghargai apa yang kita miliki dan menikmati setiap momen. 

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda. Jika Anda merasa FOMO sangat mengganggu kehidupan Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Salam bahagia! -n

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun