Mohon tunggu...
Neihan Kalila Salma
Neihan Kalila Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Memiliki ketertarikan pada isu dan fenomena internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Organisasi Internasional UNICEF dalam Memantapkan Literasi Digital Ditinjau dari Aksiologi

4 Juni 2023   19:50 Diperbarui: 4 Juni 2023   20:06 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Alexander Grey/Unsplash

Di era serba digital pada abad ke-21 ini, literasi menjadi aspek krusial yang harus diperhatikan karena arus informasi yang masif beredar di lingkup masyarakat global. Literasi menjadi sarana dalam memilah serta mengelola informasi yang perlu diterima dan berdasarkan fakta. Tidak hanya berperan dalam proses pemilahan informasi dan meningkatkan kompetensi, literasi juga turut andil dalam proses perkembangan manusia. Pemahaman terkait literasi digital sebaiknya ditanamkan sejak dini karena generasi muda lah yang nantinya akan mewujudkan terobosan baru.

Oleh karena itu, United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) sebagai salah satu organisasi internasional turut hadir untuk meningkatkan literasi digital pada lingkup usia yang tergolong dini dan rentan akan dampak buruk yang ada. Hal ini pun kemudian dapat ditinjau melalui sudut pandang aksiologi yang memandang kegunaan serta nilai-nilai tersebut dalam kehidupan manusia.

Sebagai generasi penerus, proses perkembangan anak-anak usia dini hingga remaja menjadi suatu hal krusial yang perlu untuk diperhatikan, terlebih karena dewasa ini segala sesuatu serba digital dan anak-anak serta remaja turut rentan akan dampak buruk yang timbul. Dunia yang semakin mengglobal serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin masif menjadi poin penting mengapa literasi digital yang mengacu pada pengetahuan serta keterampilan menjadi penting, terlebih karena adanya pandemi COVID-19 yang mentransformasikan kegiatan manusia menjadi serba daring dan berbasis digital. 

Dampak yang dibawa adalah makin masifnya berita hoax dan misinformasi yang beredar di kalangan masyarakat, serta kekerasan cyber yang rawan terjadi tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga anak-anak. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh UNICEF (2021) menunjukkan bahwa 1 dari 7 anak-anak hingga remaja dibawah usia 18 tahun mengalami kekerasan daring terutama melalui media sosial. Sebab itu, hadirnya UNICEF sebagai organisasi internasional membawa peranan penting dalam rangka menumbuhkan literasi digital demi meminimalisir dampak buruk yang terjadi.   

Upaya dalam meningkatkan adanya literasi digital telah dilakukan oleh UNICEF, salah satunya adalah kampanye mengenai literasi digital dengan judul "New Gereration with Critical Thinking" atau berarti generasi baru dengan pemikiran kritis. Alasan mengapa UNICEF kemudian membentuk kampanye ini karena dilatarbelakangi oleh transformasi kehidupan yang serba digital dan membawa banyak dampak-dampak baru. 

Walaupun terdapat banyak peluang baik dari adanya digitalisasi, tetapi hadirnya internet juga menghadapkan anak-anak muda rentan untuk menghadapi risiko yang seringkali mereka tidak sadari (UNICEF 2021). Beberapa diantaranya adalah seperti cyber bullying, kekerasan berbasis online, dan juga misinformasi yang banyak terjadi.

Dalam kampanye ini, UNICEF juga membuat suatu platform inovatif bernama Cyber Survivor yang membantu anak-anak muda dalam berselancar di internet dengan aman karena dalam platform ini pula terdapat pembelajaran interaktif yang dikemas dengan kreatif sehingga mereka dapat menikmati sekaligus mempelajari literasi digital. 

Tipe-tipe pembelajaran dalam platform tersebut berupa video dan cerita animasi berupa contoh kasus dan skenario yang nyata terjadi, serta kuis interaktif yang dapat mengasah literasi digital. Tujuan dibentuknya platform ini yaitu untuk membangun pemikiran kritis di dunia maya sehingga dapat memproteksi diri dari kejahatan daring, memilah informasi, serta mencegah keterlibatan dalam dampak-dampak buruk tersebut.

Hal ini pun dapat ditinjau melalui sudut pandang aksiologi sebagai perspektif cabang dari filsafat ilmu yang membahas mengenai orientasi atau nilai dalam kehidupan serta kegunaan suatu hal dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan umat manusia (Adib 2010, 78). Dalam hal ini, organisasi internasional merupakan suatu aktor yang memainkan peranan penting dalam dinamika hubungan internasional. UNICEF pun juga melakukan kerjasama lintas negara dengan organisasi internasional lainnya seperti UNESCO. 

Kolaborasi yang dilakukan oleh institusi ini guna mencapai serta melaksanakan tujuan bersama yang telah disepakati. Jika ditinjau lebih jauh, aksi dari UNICEF sesuai dengan prinsip aksiologi yang menjunjung mengenai nilai. Peran UNICEF demi mendorong peningkatan literasi digital juga tentunya membawa kebermanfaatan serta kesejahteraan manusia karena dengan adanya literasi yang digaungkan ini dapat mencegah adanya penipuan bahkan kejahatan berbasis online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun