Sulitnya Kondisi Keuangan di Tahun 2023 dan 2024: Apakah Akan Semakin Sulit di Masa Depan?
Pada tahun 2023 dan 2024, dunia mengalami tekanan finansial yang signifikan. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan ekonomi ini, mulai dari inflasi yang tinggi, dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, hingga ketegangan geopolitik yang mengguncang pasar global. Kondisi ekonomi yang semakin sulit ini membuat masyarakat, baik individu maupun bisnis, menghadapi tantangan yang besar dalam mempertahankan kestabilan keuangan mereka. Pertanyaannya adalah, apakah kondisi ini akan semakin sulit di masa depan?
1. Inflasi yang Tinggi dan Dampaknya pada Daya Beli
Pada 2023, banyak negara di seluruh dunia mencatatkan tingkat inflasi yang tinggi. Inflasi ini sebagian besar dipicu oleh beberapa hal:
Peningkatan Harga Energi dan Bahan Baku: Konflik geopolitik, terutama yang melibatkan negara-negara penghasil energi utama, menyebabkan lonjakan harga energi. Hal ini secara langsung berdampak pada biaya produksi dan distribusi barang.
Gangguan Rantai Pasok: Pandemi COVID-19 mengganggu rantai pasok global, dan meskipun pandemi mulai mereda, dampaknya masih terasa di berbagai sektor.
Permintaan yang Tinggi Pasca-Pandemi: Ketika masyarakat mulai kembali beraktivitas seperti biasa, terjadi lonjakan permintaan di berbagai sektor, namun ketersediaan barang dan jasa belum bisa mengimbangi permintaan tersebut, sehingga harga semakin naik.
Akibat inflasi ini, daya beli masyarakat menurun secara signifikan. Biaya hidup yang meningkat membuat masyarakat harus beradaptasi dengan berbagai pengeluaran yang semakin besar, sementara pendapatan belum tentu bertambah.
2. Suku Bunga yang Tinggi
Untuk mengendalikan inflasi, banyak bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga mereka. Langkah ini diambil untuk menekan permintaan dengan harapan dapat mengendalikan kenaikan harga. Namun, kebijakan suku bunga tinggi ini juga membawa dampak negatif, antara lain:
Beban Utang yang Semakin Berat: Suku bunga yang tinggi berarti biaya pinjaman, baik untuk perorangan maupun bisnis, menjadi lebih mahal. Hal ini terutama berdampak pada individu dan perusahaan yang memiliki utang dengan bunga variabel.