Mohon tunggu...
Nehemia YerichoKana
Nehemia YerichoKana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hii peeps,nama saya riko,saya berasal dari NTT "kupang''

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kristen Progresif

11 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 11 Mei 2024   22:02 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kristen progresif adalah sebuah gerakan dalam Kristen yang muncul sebagai respons terhadap suatu perubahan sosial,budaya,dan pemikiran teologis.

Gerakan ini mulai berkembang pada abad ke-19 dan ke-20,di tengah-tengah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat barat.perubahan-perubahan terssebut mencakup perkembangan ilmu pengetahuan,hak-hak sipil,hak-hak perempuan,serta perubahan dalam pandangan terhadap isu-isu moral seperti seksualitas dankeadilan sosial.

Kristen rogresif menekankan pemahaman yang lebih luwes terhadap teks-teks Alkitab,menekankan relevansi sosial dan moral,serta mempromosikan inklusivitas terhadap berbagai  kelompok termasuk LGBT dan minoritas lainnya.mereka juga cenderunng aktif dalam aksi sosial dan politik untuk memperjuangkan nilai-nilai keadilan,perdamaian dan kesetaraan.

Kristen progresif menekankan bahwa kehadiran di gereja bukanlah syarat utama menjadi kristen namun yang terpenting adalah kerendahan hati.memandang bahwa Yesus bukanlah satu-satunya juruselamat,dengan keyakinan bahwa tindakan baik dapat menjadi jalan keselamatan,dengan ukuran yang berbeda-beda untuk setiap individu.

dalam hal ini ajaran kristen progresif sangat berbahaya karna bisa merusak nilai-nilai doktrin dasar agama.

namun,seperti halnya dengan semua pendekatan keagamaan,pandangan ini bisa sangat subjektif dan tergantung pada sudut pandang individu.

menurut Pdt Gilbert dengat tegas meyatakan pandangan tersebut itu keliru,karena kristen itu berarti percaya kepada Kristus satu-satunya juruselamat.

cara mengatasi kristen progresif yaitu menggunakan bahasa yang membangun,menghindari retorika yang provokatif atau merendahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun