Mohon tunggu...
Nehemia Putu
Nehemia Putu Mohon Tunggu... -

-Life IS Simple||Jalani dan nikmati suka dukanya-

Selanjutnya

Tutup

Money

BBM Langka "Oknum atau Oknum"

14 Oktober 2014   19:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413262349879322405

BBM Langka Pedagang Eceran Laris Manis

Akhirnya drama BBM langka sampai juga di Propinsu Sulawesi Tengah, hampir seluruh kabupaten kota mengalami  kelangkaan BBM bahkan di kota Palu sendiri BBM langka.

Kejadian menarik saat kebetulan lewat di ibukota Kabupaten, setelah cek di dua Pom bensin ternyata Bensin Habis dan menariknya di sekitaran POM bensin menjamur pedagang Bensin eceran dadakan. iseng singah dan bembeli ternyata harga per Botol 1lt Rp10.000,- saya coba tawar ternyata "semua penjual sepakat menjual dengan harga segitu sehingga tidak ada persaingan Harga"  kata penjual. jika di hitung ke untungan yang mereka dapat lumayan lho..bensin seharga Rp.6500/lt di jual Rp.10.000/Btl (yang mungkin ngak cukup 1lt), artinya 3500 di kalikan banyak Liter/hari...hasilnya lumayan buat anak sekolah..hehehe

pertanyaannya dimana para pengecer ini mendapatkan Bensin, Dimana Pertamina sebagai "Pengecer" Resmi, dimana Pihak kepolisian dan dimana Pemerintah yang berwenang. sebagai orang Awam mungkin tidak akan ambil pusing dengan kejadian ini buktinya banyak pengendara motor yang lewat, trus muter di Pom bensin, singah dan baca tulisan Bensin Habis dan kemudian singah di Pedagang eceran yang berada di pintu masuk pertamina. tanpa protes membeli bensin eceran seharga Rp.10.000 (walaupun dengan terpaksa dari pada dorong motor).

Intinya "Mungkin" di sini (Opini Pribadi nih) adalah ketersediaan barang tersebut, pada dasarnya Masyarakat yang  butuh tidak akan  ambil pusing dengan Harga barang tersebut selama ketersediaan terpenuhi, mungkin awalnya akan berat namun saya tau Masyarakat sudah pintar me management keuangan mereka, mereka akan mulai menghemat dan mungkin akan mencari alternatif lain pengganti. namun peran serta pemerintah di perlukan dalam hal ini, ketesediaan BBM penting, Angkutan Umum penting.

Kiranya Pemerintah yang baru tidak lagi, atau minimal mengurangi Beban Subsidi yang "Katanya" sangat membebani APBN, alihkan ke sektor Pendidikan, Kesehatan, Pertanian dan sektor penunjang kesejahteraan lainnya. Stop Manjakan Masyarat dengan Subsidi Yang tidak tepat sasaran...

Salam Indonesia Hebat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun