Kisah Anita, Guru TK yang Menyambi Jadi Tukang Ojek demi Menyambung Hidup. https://regional.kompas.com/read/2022/09/02/060820278/kisah-anita-guru-tk-yang-menyambi-jadi-tukang-ojek-demi-menyambung-hidup?utm_source=Various&utm_medium=Referral&utm_campaign=Bottom_Desktop
Meski menerima gaji yang kecil, Anita tidak mau berhenti mengajar. Baginya, mengajar bukan sekadar hobi atau cara untuk mendapatkan uang, melainkan sebuah panggilan jiwa demi dapat memberikan pendidikan bagi generasi bangsa. Dia pun tetap senang menjalani profesinya. "Saya ikhlas mengajar, bukan gaji yang kita tuntut. Bagi saya pendidikan anak-anak itu sangat penting. Kebetulan saya senang dan nyaman sama anak-anak. Kalau pun tidak digaji, enggak apa-apalah, kan ada pahala yang kita dapat," tuturnya
Kisah Anita hanya satu diantara ribuan cerita  guru terutama guru swasta yang bergaji kecil dan juga sering mengalami keterlambatan karena berbagai alasan. Keterlambatan pembayaran gaji memiliki dampak serius terhadap kedisiplinan para guru dalam konteks pendidikan. Penelitian oleh Brown, S., & Medoff, J. (1989) menunjukkan bahwa keterlambatan gaji dapat menyebabkan stres keuangan dan merusak motivasi kerja, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pengajaran.Â
Para guru yang merasa tidak dihargai atau diabaikan oleh administrasi akibat pembayaran gaji yang tertunda mungkin kehilangan semangat dalam menjalankan tugas mereka (Ingersoll, R. M., & Strong, M., 2011). Selain itu, penelitian oleh Dee, T. S., & Fu, H. (2004) menyimpulkan bahwa keterlambatan gaji dapat mengurangi komitmen para guru terhadap lembaga pendidikan dan meningkatkan kecenderungan mereka untuk mencari pekerjaan tambahan.
Guru yang merasa tidak dihargai atau kesulitan dalam keuangan mungkin mengalami stres dan kehilangan motivasi untuk memberikan pengajaran berkualitas. Ini dapat berdampak pada kualitas pengajaran yang diberikan kepada siswa. Guru yang merasa tidak termotivasi mungkin tidak sepenuhnya terlibat dalam proses pengajaran, mengurangi efektivitas pembelajaran. Keterlambatan pembayaran gaji bisa menciptakan ketidakpastian dan ketegangan di antara guru, yang bisa merambat ke lingkungan kelas. Ketidakpastian ini bisa mengganggu suasana belajar yang kondusif dan hubungan positif antara guru dan siswa.
Guru-guru mengalami stres atau ketidakpuasan akibat keterlambatan gaji, ini bisa mempengaruhi interaksi mereka dengan siswa. Siswa mungkin merasa tidak nyaman atau terganggu oleh suasana yang tegang di sekolah. Dan mendorong beberapa guru untuk mencari pekerjaan lain yang menawarkan stabilitas finansial. Ini dapat menyebabkan kehilangan guru berpengalaman dan berkualitas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kontinuitas dan kualitas pendidikan.
Jika kabar tentang keterlambatan pembayaran gaji menyebar, bukan tidak mungkin reputasi sekolah bisa terpengaruh. Orang tua mungkin ragu untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah yang diketahui memiliki masalah keuangan.
Gaji terlambat yang sering dialami oleh sekolah swasta dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Masalah Keuangan Sekolah
Sekolah swasta mungkin mengalami kesulitan keuangan yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk membayar gaji tepat waktu. Rendahnya jumlah siswa yang mendaftar, pengeluaran operasional yang tinggi, atau kesulitan dalam mengumpulkan uang sekolah dari orang tua siswa bisa menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keuangan sekolah.
Keterlambatan Pembayaran Siswa