Pada 27 Juni 2018 kemarin telah dilaksanakan pilkada serentak di 117 daerah. Meskipun KPU baru akan mengumumkan hasil resmi pada 9 Juli mendatang, namun dari hasil quick account sudah mampu terlihat bagaimana peta politik pasca pilkada serentak. Pilkada tentunya memiliki dampak yang cukup signifikan bagi pilres 2019 mendatang. Hal tersebut dapat terlihat dengan munculnya berbagai isu yang beririsan dengan pilres 2019.
Jika dilihat dari hasil hitung cepat dapat ditarik sebuah hipotesis bahwa gugurnya partai penguasa PDIP karena hanya mampu menang di 4 provinsi yakni jawa tengah, bali, sulsel, dan Maluku. Kondisi yang sama juga dialami oleh gerindra yang hanya menang di 3 provinsi yakni sumut, kaltim dan Maluku.Â
Dengan hasil hitung cepat dapat dipastikan basis dari kedua partai yang cukup kuat pada pemilu 2014 kemarin akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.Â
Imbas dari kondisi tersebut tentunya akan dapat mempengaruhi peta koalisi yang akan terjadi pada pilres 2019 mendatang. Meskipun banyak pengamat yang menyampaikan bahwa hasil pilkada tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pilres karena ada faktor ketokohan calon pemimpin daerah, namun secara basis mesin politik partai juga memiliki peran yang cukup kuat untuk dapat memenangkan pasangan pemimpin daerah.
Menarik untuk di cermati bahwa partai yang mampu mendominasi pilkada 2018 yakni adalah PAN yang menang di 10 provinsi, Nasdem yang menang di 10 provinsi, Hanura dan Golkar yang masing-masing menang di 9 provinsi.Â
Dari data di atas menunjukan bahwa dominasi partai pemenang pilkada 2018 hanya PAN yang belum menentukan sikap untuk mendukung presiden jokowi. Nasdem, Golkar, dan Hanura sudah dipastikan akan mendukung presiden Jokowi pada pilres 2019 mendatang. Tentunya hal ini menjadi anomali jika melihat kondisi PDIP dengan Jokowi, karena nampaknya dari hasil pilkada 2018 PDIP tidak lagi memiliki harga tawar yang cukup tinggi bagi presiden Jokowi.
Meskipun tidak dapat dijadikan patokan namun pilkada 2018 dapat disimpulkan menjadi ajang pembuktian partai-partai yang akan memiliki harga tawar yang cukup tinggi karena kemenangannya pada pilkada 2018. Pilkada 2018 membuka wacana dan peta politik baru bagi partai-partai pemenang. Tentunya sekaligus menjadi ajang pembuktian bahwa dominasi partai pemenang 2014 sudah mulai tumbang. Pilkada 2018 merupakan kekalahan PDIP dan kemenangan Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H