Kita semua pasti tahu lagu Bang Toyib. Lagu ini mengisahkan tentang seseorang bernama Toyib yang tidak pulang-pulang selama 3 tahun. Ternyata ada pula yang kini ingin mengikuti jejak Bang Toyib yakni Rizieq Shihab. Ia telah menetap di Saudi semenjak 2017 dan belum pulang lagi ke Indonesia.Â
Artinya, apabila 1 tahun lagi tidak kembali ke Indonesia maka Rizieq akan benar-benar serupa Bang Toyib. Pertanyaannya, apakah yang menyebabkannya tidak pulang-pulang ke tanah air? Ada kabar yang mengatakan bahwa dia tidak bisa pulang karena dihalang-halangi pemerintah, benarkah begitu adanya?
Harus diakui pertemuan antara Jokowi-Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus 13 Juli lalu telah menurunkan tensi politik. Pertemuan yang terjadi berkat Kepala BIN Budi Gunawan tersebut mungkin saja dapat terwujud karena Prabowo telah tersadarkan akan berbahayanya Blok Islam kanan yang selama ini menungganginya.Â
Oleh karena itu pula ketika Presiden Jokowi berniat untuk tidak memperpanjang perizinan ormas FPI yang dipimpin Rizieq Shihab itu, Prabowo tidak berkomentar apa-apa. Bahkan Prabowo tidak menyinggung tentang pemulangan Rizieq yang selama ini disebut-sebut menjadi syarat rekonsiliasi.
Akan tetapi ada suara dari barisan pendukung Prabowo sebelumnya yang meminta agar Ketum Gerindra itu tetap memulangkan Rizieq. Pernyataan tersebut datang dari sejumlah tokoh seperti Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi Lieus Sungkharisma, tokoh PPP Mudrik Sangidu, Ketua Majelis Syuro PBB MS Kaban, dan tokoh PPP Yogyakarta Syukri Fadholi. Pertemuan itu mereka sebut sebagai pertemuan pecel lele.Â
Mereka mengatakan semestinya Prabowo memikirkan cara untuk menjemput Rizieq Shihab. Hal itu diungkapkan oleh Mudrik Sangidu. "Semestinya Pak Prabowo memikirkan bagaimana cara menjemput Habib Rizieq. Itu sudah kewajiban moral Pak Prabowo," ujar Mudrik.
Bahkan Lieus Sungkharisma turut berpendapat dengan membeberkan alasan Prabowo harus memulangkan Rizieq. Menurutnya keputusan Ijtima Ulama II butir 16 menyebutkan jika Prabowo memenangkan Pilpres maka ia akan menjemput Rizieq langsung di Arab Saudi.Â
"Terus kalau (Prabowo) sudah kalah (pilpres), tidak jadi jemput (Rizieq)? Ya kalau kalah juga harus tetap jemput dong, apalagi sudah makan nasi goreng, sudah makan sate," ujar Lieus dengan nada tinggi.
Bukankah logika tersebut tidak masuk akal? Mereka semestinya menyadari bahwa Prabowo tak berkewajiban memulangkan Rizieq karena ia tidak memenangkan Pilpres.Â
Terlebih lagi syarat rekonsiliasi memulangkan Rizieq tak pernah diungkit baik saat pertemuan antara Prabowo dan Jokowi maupun saat pertemuan Prabowo dan Megawati. Artinya, Prabowo sudah tidak ingin ikut campur lagi dengan kepentingan kelompok Islam kanan.
Lagipula apabila kepulangan Rizieq tak bisa terjadi karena alasan dipolitisir ataupun masalah hukum berat, buktinya apa? Coba saja tengok kasus hukum yang menimpa Rizieq.Â