Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo usai Pilpres 2019 telah tertunda cukup lama. Selama penundaan tersebut, tensi politik terus memanas antar kedua kubu yang bertarung di kontestasi 5 tahunan itu.Â
Kita semua bisa melihat hubungan sosial di sekitar kita, mulai dari keluarga, pertemanan, hingga pasangan yang telah meretak hanya karena berbeda pilihan dalam politik. Oleh karena itu, urgensi dalam rekonsiliasi menjadi sangat penting demi mempersatukan kembali bangsa Indonesia.
Berbagai tokoh nasional telah berusaha menjembatani pertemuan itu. Mulai dari Luhut Binsar Pandjaitan hinggga Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tapi tetap saja pertemuan tak kunjung terjadi. Tapi kini semua berubah, pertemuan yang bersejarah tersebut akhirnya terjadi pada Sabtu, 13 Juli 2019 di Stasiun MRT Lebak Bulus. Pertemuan itu mendapatkan apresiasi dari banyak pihak karena telah menyejukkan tensi politik yang selama ini terjadi.
Lantas, bagaimana bisa pertemuan demi menyatukan kembali bangsa Indonesia itu bisa terwujud?
Dalam pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, ada sosok yang terlihat selalu mendampingi mulai dari awal hingga akhir pertemuan. Sosok tersebut adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui bahwa Budi Gunawan (BG) memiliki peran penting dalam menjembatani pertemuan.
"Pak Budi Gunawan ini kan Kepala BIN. Beliau bekerja tanpa ada suara. Dan alhamdulillah apa yang dikerjakan hari ini tercapai," kata Pramono.
Saat ditanyai apa perannya dalam pertemuan itu, BG hanya menjawab singkat dan rendah hati. Ia meminta awak media menanyakannya langsung pada Pak Presiden.
Apabila kita melihat peran BG yang mampu mempertemukan antara Jokowi dan Prabowo, maka tak salah kiranya ia kini telah menjelma sebagai Tokoh Perdamaian. Bagaimana tidak, semenjak Pilpres 2019 usai, Prabowo terkenal sebagai sosok yang keras dan terus memperjuangkan kemenangannya. Mulai dari tidak mau mengakui hasil quick count hingga menyelesaikan sengketa Pilpres lewat Mahkamah Konstitusi (MK).Â
Berbagai agenda pertemuan dengan Jokowi pun gagal terlaksana. Akibatnya konstituen masing-masing Capres terus berseteru. Apabila terus menerus terjadi, maka akan membahayakan persatuan bangsa Indonesia.
Berkat peran dari BG, mungkin saja Prabowo menjadi tersadar, bahwa menunda-nunda pertemuan dengan Jokowi, amat berbahaya bagi bangsa Indonesia.Â
Pengamat politik Wempy Hadir mengatakan bahwa pertemuan Jokowi dan Prabowo menunjukkan bahwa BG mampu meyakinkan Prabowo untuk bisa bertemu dengan Jokowi. Wempy menambahkan, dari pertemuan itu kita bisa membaca bahwa sesungguhnya Gerindra telah memberikan dukungan pada pemerintahan Jokowi.