Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Legowo, Kunci Pertemuan Jokowi-Prabowo

5 Juli 2019   14:12 Diperbarui: 5 Juli 2019   14:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Prabowo [Foto: Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho]

Keputusan MK telah mengukuhkan Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019 -- 2024. Hal yang harus dilakukan berikutnya adalah mempertemukan antara Paslon 01 dan Paslon 02 Prabowo -- Sandi. Akan tetapi, pertemuan itu belum juga terjadi. Padahal perjumpaan itu diharapkan dapat menurunkan tensi antar pendukung masing-masing Paslon.

Terkait pertemuan Jokowi dan Prabowo, pihak Gerindra pun angkat bicara. "Prabowo akan bertemu dengan Jokowi, insya Allah Juli ini. Dalam pertemuan itu kita berharap seluruh polarisasi itu bisa turun, tensi bisa turun antara pendukung," ujar Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade. Andre menambahkan, dalam pertemuan tersebut, Jokowi dan Prabowo akan mengimbau seluruh masyarakat agar kembali bergandengan tangan demi membangun bangsa.

Lantas bagaimana dengan Prabowo? Prabowo sendiri telah mengatakan dia nanti akan bertemu dengan Jokowi, Insya Allah nanti diatur.

Tentu kita semua bertanya-tanya, mengapa Prabowo yag sebenarnya sudah ingin bertemu dengan Jokowi masih harus menunda pertemuan itu? Hal ini disebabkan oleh banyaknya pertimbangan yang sedang dipikirkan Prabowo agar pertemuan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bisa diterima oleh konstituen atau pendukungnya. Pertimbangan dari Prabowo tersebut dianalisa oleh Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas.

Menurut Sirojuddin ada tiga situasi yang menjadi pertimbangan dari Prabowo yang membuat ia masih menahan diri untuk bertemu dengan Jokowi. Pertama adalah hambatan psikologis. Bayangkan saja oleh kita semua, pihak Prabowo mengalami kekalahan dua kali berturut-turut dalam kontestasi Pilpres melawan Jokowi. Mereka tentu saja akan membutuhkan waktu dalam menerima kenyataan. Kekalahan telah menyerap emosi, pikiran, tenaga, dan biaya yang besar. Oleh karena itu, tensi itu harus diturunkan dulu.

Kedua, apabila eks Danjen Kopassus itu langsung bertemu dengan Jokowi, tentu Prabowo akan dituduh yang macam-macam oleh pendukungnya sendiri. Hal ini akan sangat merugikan Prabowo dan Gerindra.

Ketiga, adalah situasi pendukung Prabowo di akar rumput yang menolak pertemuan itu. Kekecewaan karena mengalami kekalahan, ditambah dengan sentimen agama, membuat mereka menolak keras pertemuan dan tidak menerima Putusan MK. Terlebih lagi, banyak pendukung Prabowo yang sudah terlanjur membenci Jokowi berkat hoax dan berita bohong yang beredar. Pengamat politik Univ. Al- Azhar Indonesia berpendapat bahwa pendukung Prabowo sudah kadung membenci Jokowi. Apabila pertemuan itu terlalu cepat terjadi, mungkin saja Prabowo khawatir akan ditinggal pendukungnya.

Melihat hal itu, maka yang harus diupayakan pertama kali oleh kubu Prabowo adalah menerima kenyataan akan kekalahan. Kekalahan memang menyakitkan, tapi itulah kenyataannya. Mereka telah berupaya sekuat tenaga, apalagi sudah melalui jalur hukum yakni di MK. Pendukung Prabowo yang tak terima akan kekalahan, semestinya mengingat apa yang pernah diucapkan Rizieq Shihab.

Seorang Rizieq Shihab dinilai menghormati putusan MK, karena putusan MK itu sifatnya final dan mengikat. Rizieq Shihab tentunya sangat mengerti akan hal itu. Pengacara Rizieq, Sugito Atmo Pawiro mengatakan "Kalau selama ini beliau mengatakan apa pun keputusannya kalau itu produk hukum harus dihormati dan dihargai." Oleh karena ini keputusan MK, sebuah produk hukum, maka pendukung Prabowo pun sebaiknya menghargai dan menghormati keputusan itu.

Apabila pendukung dari Prabowo, terutama yang di akar rumput telah menerima kenyataan dan menghormati putusan MK, maka pertemuan antara Jokowi dan Prabowo akan lebih mudah terjadi. Kalau kata orang Jawa, "legowo" atau menerima kondisi yang terjadi sebagai ketetapan Yang Maha Kuasa. Ingat, pertemuan ini bukan demi elite politik, melainkan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang terpecah akibat Pemilu.

 
Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun