Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Skenario Keji Perusuh Nodai Aksi Damai 22 Mei

27 Mei 2019   17:34 Diperbarui: 27 Mei 2019   20:26 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi kerusuhan 22 Mei [Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]

Aksi massa yang damai pada 21-22 Mei ternyata turut diwarnai oleh aksi massa perusuh yang terus memprovokasi. Berdasarkan informasi yang beredar, massa perusuh tersebut digerakkan oleh provokator yang sebagiannya berasal dari daerah di luar Jakarta. Tentunya jadi pertanyaan, apakah penggerak dari massa perusuh sehingga mereka mau mengambil resiko berbuat kerusuhan?

Bagi sebagian pihak penggerak utamanya tak lain adalah uang. Menurut pengakuan provokator yang ditangkap oleh pihak kepolisian, mereka sengaja melakukan provokasi karena telah dibayar. Sampai di sini saja kita sudah bisa menebak ada pihak yang mendanai massa perusuh. Kita bisa menduga bahwa merekalah pihak ketiga yang dengan sengaja menunggangi momentum aksi damai 21-22 Mei untuk berbuat kericuhan.

Kita pun dibuat bertanya-tanya. Siapa sajakah massa perusuh tersebut? Bagaimana skenario mereka berbuat kerusuhan? Lalu apa yang menjadi tujuan akhirnya?

Apabila kita melihat perkembangan berita mengenai pergerakan massa perusuh, maka mereka terdiri atas massa preman atau orang bayaran, sosok penembak jitu, dan kelompok gerakan radikal. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, kericuhan yang terjadi pada Selasa malam hingga Rabu pagi dilakukan oleh preman-preman bayaran. Maka kemungkinan besar, kericuhan pada hari berikutnya juga dilakukan oleh massa bayaran yang sama.

Kemudian ada sosok penembak jitu. Dugaan akan adanya sosok penembak jitu terjadi saat Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengadakan jumpa pers terkait penyelundupan senapan serbu jenis M4. Senjata ini diduga akan digunakan untuk menciptakan martir saat kerusuhan.

Terakhir adalah kelompok gerakan radikal yang ingin menunggangi aksi damai 22 Mei untuk melakukan "jihad". Salah satu contoh keterlibatan kelompok gerakan radikal ada pada pimpinan ponpes Cianjur Umar Burhanudin yang santrinya diduga terlibat kerusuhan 22 Mei. Umar dimintai keterangan tentang amplop yang kabarnya digunakan untuk membayar massa perusuh.

Oleh karena itu, kita dapat menduga motif dan skenario dari massa perusuh 22 Mei. Ketika para preman (massa bayaran) melakukan kerusuhan atau melakukan provokasi terhadap massa aksi damai ataupun aparat, maka akan ada kemungkinan baik aparat ataupun massa aksi damai terpancing. Setelah terjadi kerusuhan, saat itu pula sosok penembak jitu bergerak. Penembak jitu akan memanfaatkan martir. Setelah melakukan penembakan, maka informasi berupa foto dan video dari martir itu akan disebarkan secara massif di medsos. Dibuat hoax dan berita sedemikian rupa sehingga dapat memancing dan membakar emosi. Tak hanya emosi massa aksi damai, tapi juga seluruh rakyat Indonesia yang menerima informasi tersebut. Informasi itu pun akan tersebar luas ke seluruh Indonesia dan mereka hanya akan mempercayai bahwa penembaknya adalah dari pihak aparat.

Tujuannya pun bisa ditebak, demi mencari dukungan rakyat dan dunia internasional, bahwa telah terjadi kekacauan dan pelanggaran HAM berat. Mirip dengan skenario kekacauan 98. Ada massa yang dibayar dan berbuat kerusuhan, ada penembakan, dan pada akhirnya berbuah kekacauan yang massif.

Sumber:
1. Republika [Polisi: Massa Aksi Bawaslu Malam Hari Beda dari yang Siang]
2. Kompas [Operasi Rahasia di Balik Rusuh 22 Mei]
3. Detik [Diduga Terlibat Aksi 22 Mei, Pimpinan Ponpes Cianjur Diamankan]
4. Tribunnews Kaltim [Provokator Kerusuhan 22 Mei Mulai Terungkap, Wiranto Sebut Preman Bertato, Tito Temukan Uang Tunai]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun