Bagi umat Islam azan bukan hanya panggilan untuk menunaikan ibadah shalat. Ia telah menjadi bagian dari diri tiap muslim semenjak lahir. Saya teringat ketika adik laki-laki saya baru lahir. Saat itu, ibu bidan menggiring saya dan ayah ke sebuah ruangan. Ia lalu memberikan adik saya yang baru lahir itu ke ayah dan meminta saya ke luar ruangan. Tetapi saya bersikeras untuk tetap berada di sana. Saya penasaran. Lantas setelah bidan ke luar ruangan, ayah mengumandangkan azan ke adik saya yang berada di gendongannya. Syahdu dan sakral, yang terdengar hanya suara azan ayah. Saya hanya terdiam, heran bercampur takjub.
Hingga detik ini, azan tetap menjadi bagian dari kehidupan umat muslim sedunia, khususnya Indonesia. Panggilan shalat tetap mengumandang selama lima waktu dalam sehari. Sebagai umat muslim, azan memiliki posisi yang terhormat. Bahkan ada adab ketika azan berkumandang. Ketika azan memanggil, maka seyogyanya umat muslim selain bersiap untuk menunaikan shalat, ia juga mengikuti bacaan muadzin dan bershalawat atas Rasulullah SAW. Seperti yang tertera dalam hadist riwayah Muslim no. 384.
Akan tetapi, tidak begitu dengan Prabowo Subianto saat melakukan kampanye di Manado hari Minggu 24 Maret 2019. Di tengah orasinya, suara azan dari masjid di samping panggung menandakan waktu Zuhur telah masuk. Capres nomor 02 itu pun berucap, "Karena azan sudah berkumandang, saya hentikan dulu orasi. Kita harus menghormati panggilan beribadah. Saya juga bisa beristirahat untuk minum kopi dulu." Setelah itu ia terlihat duduk ngopi dan berinteraksi dengan tim kampanyenya. Sehingga menjadi pertanyaan. Apakah serendah itu panggilan azan oleh seorang capres hasil ijtima ulama?
Beda Prabowo, beda pula Jokowi. Capres petahana tersebut berhenti sejenak ketika azan berkumandang. Salah satu contoh kejadian tersebut dapat terlihat saat Presiden Jokowi membuka acara Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada 14 September tahun lalu.
Contoh dari Prabowo tersebut menarik. Kita sebagai bangsa Indonesia bisa berdiri dan diam ketika lagu kebangsaan dinyanyikan, atau bahkan ikut bernyanyi mengikuti liriknya. Akan tetapi, mengapa saat azan berkumandang yang terjadi dari salah satu calon pemimpin negeri ini justru dimanfaatkan sebagai break untuk ngopi?
Sumber:
1. Detik [Prabowo Izin Ngopi Saat Jeda Azan, BPN: Salatnya Setelah Kampanye]
2. Dalam Islam [10 Adab Ketika Mendengar Adzan]
3. Detik [Kala Jokowi Hentikan Sejenak Pidato Saat Azan Berkumandang]Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI