Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Awas Kartel Rapid Test Jegal PCR "Made in Indonesia"

24 Juni 2020   14:52 Diperbarui: 25 Juni 2020   14:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : CNN Indonesia [BPKP Audit Anggaran APD, PCR, dan Rapid Test Corona]

Dengan dana yang tidak sedikit tersebut, pemerintah telah mengimpor rapid test dengan nilai jutaan dollar. Tengok saja di Jawa Timur yang mengalami peningkatan impor rapid test sebesar 1.648 persen pada bulan Mei 2020. Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur Dadang Hardiwan mengungkapkan pada bulan April 2020, nilai impor rapid test sebesar 126.828 dollar AS. Nilai itu melonjak pada Mei 2020 sebesar 2.217.360 dolar AS.

Sumber : Republika [Impor Alat Rapid Test Jatim Meningkat 1.648 Persen]

Rapid test yang sebenarnya tidak menghasilkan kesimpulan apa-apa, hingga kini masih menjadi patokan dalam menentukan status ODP dan PDP. Kita pun bisa menyimpulkan terjadinya peningkatan jumlah PDP dan ODP karena rapid test yang dilakukan secara massal. Tingginya Angka PDP dan ODP, menjadi celah untuk melakukan korupsi berupa penimbunan alkes melalui Pengajuan Pengadaan. Patut dicurigai, pihak yang saat ini terus mempertahankan penggunaan Metode Rapid Test Massal (yang mana gagal mendeteksi Covid-19), adalah pihak yang berkepentingan untuk menyediakan celah korupsi pengadaan alkes.

Di sinilah pemerintah harus berhati-hati, peningkatan kapasitas tes PCR tentunya akan mempersempit celah korupsi alkes. Mereka bisa saja memanfaatkan celah PCR Made in Indonesia dengan menuding ketidakakurasiannya guna mempertahankan metode rapid test yang telah menjadi ladang bisnis dan celah korupsi alkes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun