Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Raja Arab Larang Muslim Ibadah Umroh

28 Februari 2020   16:21 Diperbarui: 29 Februari 2020   03:36 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penyebaran virus corona terjadi sangat cepat. Apabila pencegahan tidak dilakukan, maka ia akan dapat dengan mudah menyebar dari satu manusia ke manusia lainnya. Apalagi ketika pengidap virus corona berada dalam satu tempat publik yang berisikan banyak orang.

Hal itu yang terjadi di Korea Selatan. Hanya dalam kurun waktu 6 hari, jumlah penderita melonjak tajam. Sejak hari Kamis pagi 27 Februari 2020, jumlah penderita corona di sana mencapai 1261 orang dari sebelumnya yang hanya 104 orang.

Ada hal yang menarik dari peningkatan drastis penderita corona di Korsel. Sebab sebagian besar kasus terpusat di Kota Daegu. Di kota itu, 9000 orang kini tengah dikarantina dan seluruhnya merupakan jemaat Gereja Yesus Shincheonji. Lantas apa penyebab para Jemaah gereja dikarantina dan jadi penyebab peningkatan drastis penderita virus corona di Korsel?

Usut punya usut, ternyata salah satu jemaat positif terinfeksi virus corona jenis baru yang bernama SARS-2CoV. Jemaat yang terindikasi menyebarkan virus itu diberi kode 'Pasien 31'. Ternyata 10 hari sebelum ia ditetapkan positif terinfeksi virus corona, pasien itu menghadiri dua kali kebaktian di Gereja Sincheonji yang diikuti sekitar 1000 jemaat. Investigasi mengatakan bahwa ia telah menyebarkan virus ke 37 jemaat yang pada akhirnya menyebar ke luar gereja. Alhasil terjadilah peningkatan jumlah kasus virus corona di Negeri Ginseng.

Sumber : Kumparan ['Pasien 31', Penyebar Super Virus Corona di Gereja Yesus Shincheonji]

Berdasarkan paparan tersebut, maka tempat berkumpulnya banyak manusia merupakan tempat yang sangat rawan dalam penyebaran virus corona.

Contoh kasus di Korsel tentunya menyebabkan negara lain sangat berhati-hati. Seperti yang dilakukan oleh Arab Saudi. Mulai Kamis 27 Februari 2020, negara itu menangguhkan visa turis dari negara-negara yang memiliki kasus virus corona. Termasuk untuk tujuan umroh.

Pelarangan sementara umroh ini tentunya menyebabkan Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bergolak. Kita bisa bayangkan kerugian miliaran rupiah dari biro travel dan protes dari peserta umroh. Direktur Asosiasi Muslim Travel Sumatera (Amtas), Zainuddin, mengatakan Arab Saudi menghentikan sementara arus umroh selama 14 hari ke depan.

Zainuddin mengatakan dalam 14 hari itu kerugian yang akan dialami biro travel bisa mencapai miliaran. Ia menjelaskan penundaan satu minggu saja telah membuat rugi biro travel, apalagi jika sampai dua minggu, biro travel bisa mengalami kebangkrutan. Belum lagi pengembalian uang peserta umroh yang tidak jadi berangkat.

Sumber : Kompas [Arab Saudi Stop Umroh karena Corona, Biro Travel Rugi Miliaran Rupiah]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun