Dan alangkah baiknya jika ada seikat puisi di tanganmu.
tak apa meski bukan untukku, pura-puralah untukku.
sebaik itu pula kagumku kupikatkan seolah tak mungkin benar
jika bukan untukku semata, dan itu seluruhnya gladiola
sebab aku tahu kepada siapa puisi itu bernama,
aku mana bisa pura-pura tak cemburu
meski hujan melarikan air mataku ke mana-mana.
seakan biasa saja, menahan cemburu di dada Juni
yang tabahnya disunting puisi-puisi sore
memburam di pagar bambu, menanamkan milyaran wangi
rindu tak terbayar. Berpendar di ujung bulan. aku menulis tentang siapa yang paling tabah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!