Mohon tunggu...
Nefta Asri
Nefta Asri Mohon Tunggu... -

aku ya Aku titik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seikat Puisi

22 Agustus 2014   01:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan alangkah baiknya jika ada seikat puisi di tanganmu.

tak apa meski bukan untukku, pura-puralah untukku.

sebaik itu pula kagumku kupikatkan seolah tak mungkin benar

jika bukan untukku semata, dan itu seluruhnya gladiola

sebab aku tahu kepada siapa puisi itu bernama,

aku mana bisa pura-pura tak cemburu

meski hujan melarikan air mataku ke mana-mana.

seakan biasa saja, menahan cemburu di dada Juni

yang tabahnya disunting puisi-puisi sore

memburam di pagar bambu, menanamkan milyaran wangi

rindu tak terbayar. Berpendar di ujung bulan. aku menulis tentang siapa yang paling tabah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun