Mohon tunggu...
Dr. Neffrety Nilamsari
Dr. Neffrety Nilamsari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Dosen K3, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Peduli Kebersihan Pantai, Mahasiswa PMM-3 UNAIR

27 September 2023   19:04 Diperbarui: 27 September 2023   19:07 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa , Dosen dan LO PMM-3 2023 UNAIR, tergabung dalam  SODARA TEAM (Solidaritas Arstitektur nusantara)/dokpri

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2023 (PMM 3) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Universitas Airlangga sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia ikut berperan serta mensukseskan Program PMM 3 dengan jumlah mahasiswa inbound sebanyak 390 orang dari beberbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia.

Salah satu manfaat mahasiswa mengikuti Program PMM adalah Mengembangkan Soft Skills (kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kepekaan sosial). Sebagai perwujudan dari kemanfaat tersebut pada tanggal 23 September 2023 yang lalu sebanyak 25 orang mahasiswa , 1 dosen dan 1 LO PMM-3 Universitas Airlangga yang tergabung dalam kelompok SODARA TEAM ( Solidaritas Arsitektur Nusantara ) dengan dosen pembimbing Modul Nusantara Dr. Neffrety Nilamsari.,S.Sos.,M.Kes dan Liaison Officer  Mochammad Fahreza Alfarisqi Akbar ( Prodi. Hubungan Internasional-UNAIR) melakukan kegiatan Kebinekaan yang berlokasi di Benteng Kedung Cowek Surabaya. Adapun kegiatan yang dilakukan selain kajian terhadap Arsitektur bangunan BentengKedung Cowek, sesi Ethno fotografi juga berupa Aksi Peduli Kebersihan Pantai. Pada kesempatan tersebut SODARA TEAM secara bergotong royong memungut dan membersihkan sampah yang ada di sepanjang pesisir Pantai Kedung Cowek. Aksi ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan rasa kepeduliah generasi muda akan kebersihan, keindahan dan kelestarian habitat yang ada di pesisir Pantai.

Sekilas Sejarah Benteng Kedung Cowek mulai dibangun pada 1900. Itu berdasarkan cetak biru yang ditandatangani oleh Kapten Zeni J C Proper pada tanggal 15 Januari 1900. Benteng Kedung Cowek merupakan benteng terbesar dalam rangkaian benteng yang dibangun di sepanjang pantai dari Surabaya sampai Gresik. Di mana Benteng Kedung Cowek berdiri di atas tanah seluas sekitar 71.876 m2. Saat pembangunan benteng berlangsung, Kapten Zeni mengajukan izin cuti karena sakit. Letnan Kuyper ditunjuk sebagai penanggung jawab sementara, dalam proses pembangunan Benteng Kedung Cowek. Sekitar tahun 1901, Benteng Kedung Cowek mulai tampak bentuknya. Konstruksi dan desain bangunan Benteng Kedung Cowek terus disesuaikan dan diperkuat seiring berkembangnya teknologi di masa itu. Fungsi Benteng Kedung Cowek adalah sebagai benteng untuk tujuan pertahanan memelihara perdamaian dan menghalau serangan musuh. Benteng Kedung Cowek kemudian digunakan sebagai tempat pertahanan Belanda serta tempat penyimpanan peluru dan meriam besar. Benteng Kedung Cowek adalah sebuah bangunan bersejarah peninggalan pemerintahan Hindia Belanda. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai gedung peluru karena benteng ini merupakan tempat penyimpanan peluru pada masa penjajahan. Benteng ini terletak di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Struktur bangunan dan pembagian ruangan dibuat dengan penggayaan arsitektur khas Hindia Belanda. Dimana ciri khas bangunan arsitektur Belanda dengan dinding tembok yang kokoh dan tebal. Pemilihan material berupa batu bata dengan ketebalan 30 Cm.  Benteng ini juga terdiri dari beberapa bangunan bunker dengan fungsinya masing-masing.

Tujuan awal dibangunnya Benteng Kedung Cowek ini adalah untuk pertahanan Belanda melawan Jepang saat Perang Pasifik. Belanda menyiapkan meriam-meriam besar dibalik beton benteng yang telah dibangun dengan sangat kokoh dan tebal. Namun ternyata pembangunan benteng Kedung Cowek belum terselesaikan karena terhambat oleh krisis moneter pada tahun 1925. Benteng Kedung Cowek didirikan pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk mengantisipasi serangan militer dari wilayah utara laut Surabaya.Pada kondisi saat ini Benteng Kedung Cowek berada dalam pengawasan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Kodam V/Brawijaya.  Sejak tahun 2019 Benteng Kedung Cowek Resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menetapkan Benteng Kedung Cowek yang berlokasi di Jalan Kedung Cowek, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Surabaya sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB). Penetapan benteng sebagai BCB ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya Nomor: 188.45/ 261 / 436.1.2/2019 tanggal 31 Oktober 2019.

Aksi mahasiswa sedang memungut sampah di pesisir pantai Benteng Kedung Cowek/dokpri
Aksi mahasiswa sedang memungut sampah di pesisir pantai Benteng Kedung Cowek/dokpri

Selain Aksi bersih-bersih sampah di pesisir Pantai, para mahasiswa PMM 3 yang tergabung dalam SODARA TEAM juga melakukan pemasangan tanda dilarang membuang sampah sembarang. Tujuan dari aksi tersebut adalah mengajak dan menghimbau para pengunjung Pantai dan Benteng Kedung Cowek Surabaya untuk lebih perduli pada kebersihan, keindahan dan kelestarian lingkungan di sekitar lokasi Pantai dan benteng. Jika lokasi Benteng dan Pantai Kedung Cowek bebas sampah maka pengunjung yang datang atau wisatawan akan menjadi betah berlama-lama di lokasi dan dapat menikmati keindahan peninggalan bersejarah bangsa dengan nyaman. Harapan ke depan semoga aksi-aksi serupa lebih banyak lagi dilakukansebagai wujud keperdulian anak bangsa yang siap menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah bangsanya.

Foto bersama setelah kegiatan/dokpri
Foto bersama setelah kegiatan/dokpri
Kegiatan Memasang Tulisan larangan membuang sampah sembarang/dokpri
Kegiatan Memasang Tulisan larangan membuang sampah sembarang/dokpri

Selain pentingnya menjaga kebersihan, sebagai upaya revitalisasi Cagar Budaya Benteng Kedung Cowek, pengelola perlu membenahi diri dengan adanya program yang bertujuan menjaga kelestarian bangunan. Untuk itu perlu adanya penegasan peraturan bagi pengunjung dengan memberikan sangsi bagi pengunjung yang mencorat coret dinding, pengunjung yang membuang sampah sembarangan, dan pengunjung yang merusak lingkungan sekitar. Tambahan penerangan jalan menuju ke benteng, maupun di area sekitar benteng dan pantai perlu di tambahkan, untuk tujuan kenyamanan dan keamanan  pengunjung. Serta diperlukan adanya penjaga (security) yang berkeliling di dalam area benteng dan pantai untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan terciptanya ketertiban, keamanan dan kenyamanan maka okupasi pengunjung yang datang ke Benteng Kedung Cowek akan semakin meningkat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun