Mohon tunggu...
neena hadisiswanto
neena hadisiswanto Mohon Tunggu... wiraswasta -

perempuan biasa. menyukai perjalanan menembus batas. mengabadikannya dalam bingkaian tulisan, photo dan mengasahnya dengan membaca beberapa buku

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Negeri Bernama Mentawai (I)

3 Juli 2011   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:58 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak gempa pada bulan oktober 2010 menyapa pagai utara dan selatan, berimbas pada banyaknya lembaga yang bekerja di wilayah ini juga memberikan kontribusi yang cukup besar atas kelangkaan BBM. Bayangkan saja jika Pertamina hanya bisa mensuplai 3 ton bensin, 3 ton minyak tanah, dan pertamax sedangkan kebutuhan min. masing - masing lembaga adalah 300 liter plus perahu mesin yang membutuhkan banyak bensin. menjadi sebuah permasalahan tersendiri, harga bensin pun pernah sampai pada harga Rp. 25,000,- per liter. minyak tanah Rp. 10.000,- per liter. jadi wajar saja jika di pedalaman mentawai masyarakat lebih banyak menggunakan tungku dan kayu sebagai sarana untuk memasak.

Akses untuk ke wilayah pagai utara dan selatan pun cukup terbatas, karena hanya satu minggu sekali kapal ferry dari ASDP singgah ke sikakap yaitu pada hari rabu (selasa sore dari padang). dengan harga tiket yang bervariasi mulai dari ekonomi 50,000 - yang bisnis 100.000, dan yang mau menggunakan kamar harus merogoh kocek min. 500.000,- per kamar. tak ada pesawat kecil seperti sushi air namun kapal antarpulau yang ada. Satu - satunya akses transportasi antarwilayah.

Kendala lain adalah cuaca. cuaca di mentawai ini sangat ekstrim sekali, dan bisa sewaktu waktu badai menghantam. perubahan cuaca yang tak pasti menjadi kendala tersendiri karena memberikan pengaruh terhadap perahu mesin yang beroperasi. Jika cuaca buruk maka tak ada satu pun kapal yang berani berlayar hingga badai reda. Eksotik sekali memang tempat ini.

Ya.segala aktifitas di mentawai ini hanya bergantung pada 2 hal yaitu bensin dan cuaca, yang menjadi sebuah permasalahan yang tak ada ujung pangkalnya.

Komunikasi pun menjadi sesuatu yang sulit sehingga sinyal telkomsel hanya sampai di sikakap, dan ketika merambah ke wilayah pedalaman di mentawai yang menjadi alat komunikasi adalah batin karena hanya Tuhan dan kita yang tahu apa yang terjadi.

next stories : Siapa presiden indonesia?!

by. neena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun