Mohon tunggu...
Nedwin Lembar Hermavian
Nedwin Lembar Hermavian Mohon Tunggu... Musisi - Penulis lepas

Nedwin LH adalah seorang penulis lepas dan pemerhati sosial yang hobi bermain musik dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di Sidoarjo. Pemikiran dan opininya dapat anda simak di kanal youtube resminya; https://www.youtube.com/@Nedwin. Untuk berbagai keperluan, anda dapat menghubunginya melalui email; guitaronsky@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku "I Ordered My Wife From The Universe"

11 Januari 2024   13:44 Diperbarui: 11 Januari 2024   13:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Buku setebal 326 halaman itu, tergeletak begitu saja di samping saya. Rasa kantuk langsung membawa saya terlelap sesaat setelah halaman terakhir itu saya baca. Sudah 3 malam saya habiskan untuk menikmati lembar demi lembar novel yang saya beli minggu lalu itu. Saya masih ingat, membaca judulnya saja sudah membuat mata saya langsung menyipit dan mengernyitkan dahi, apalagi membaca isinya. Begitu pula dengan kemasan buku dan covernya, sungguh menarik. Nama penulisnya juga keren. Stanley Dirgapradja, seorang konsultan kreatif di perusahaan digital media dan chief editor di portal Men Style Indonesia yang saat ini tinggal di Jakarta.

Stanley sendiri sudah menerbitkan dua karya. Yang baru selesai kubaca  kemarin, I Ordered My Wife From The Universe (IOMWFTU), dan satunya lagi, Un Homme Et Une Femme yang rencananya besok baru akan saya cari di Gramedia. Buku IOMWFTU sebenarnya sama romannya seperti novel dewasa lainnya. Hanya saja, yang membuat saya begitu terkagum-kagum dan terengah-engah membacanya adalah bahwa Stanley selalu pintar bermain kata-kata. Diksinya juga tepat dan sesuai dengan penggambaran plot dan alur. Maka tidak berlebihan bila saya katakan bahwa dia itu berbakat.

Novel yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini, bercerita tentang Teguh, seorang supervisor sekaligus executive planner yang bekerja di sebuah perusahaan advertising di Jakarta. Di apartemennya dia menghabiskan waktunya bersama sang kekasih cantik yang seorang sekretaris di perusahaan kliennya, Tantri namanya. Masalah pertama muncul ketika dia menyadari bobotnya melebihi berat badan kebanyakan. Masalah itu muncul di tengah karirnya yang sukses dan rencananya untuk segera serius menggandeng Tantri ke jenjang pernikahan.

Teguh telah mengontak banyak teman agar momen will u marry me menjadi indah dan berkesan. Dia tengah sibuk mengatur segalanya, termasuk wedding planning bersama teman EO-nya yang pernah bersama-sama kuliah di Amerika dulu, Gladys, dan juga mengontak kerabatnya, yang seorang tour and travel agent, Chandra, ketika isu-isu miring tentang Tantri, mulai santer terdengar. Semuanya menjadi gamblang ketika Omar, orang kepercayaannya, mengungkap sebuah bukti tentang Tantri yang seorang social climber (pansos). Sebutan bagi mereka para wanita yang bersedia menyerahkan segalanya bagi lelaki yang mampu memberikan uang, status sosial, dan gengsi. Sebuah tipikal yang melekat pada wanita-wanita posmo. Kenyataan itu adalah pil pahit yang harus ditelan Teguh. Pada akhirnya, pria tambun itu harus melewati masa-masa sulit dan menemukan arti dibalik sebuah kata, 'kehilangan'. Saya sendiri betul-betul tenggelam dan kontemplatif bergulat dengan alur dan permainan kata-kata pada bagian ini. Pada bagian di mana Teguh betul-betul depresi, dan berjuang mati-matian menghadapi perasaannya sendiri. Bisa saya katakan bahwa bab-bab inilah bagian terbaik buku ini.

Singkat cerita, Teguh kemudian mengambil cuti panjang dan memilih Jogja sebagai tempat peraduannya. Selain keluarganya memang tinggal di sana, Teguh telah bertemu dengan Nadia, seorang gadis misterius di Blackberry messenger-nya, dan si gadis mengaku tinggal di Jogja, hanya beberapa meter dari rumahnya. Sebuah kebetulan yang diramu dengan sangat apik oleh Stanley.

Kelebihan buku ini, terletak pada penggunaan kalimat prosif dan sastra yang bagus. Sehingga walaupun dia diterbitkan di tahun 2011 lalu, namun hingga hari ini masih sangat relevan karena tata kalimatnya yang menarik dan tidak membosankan hingga terasa mampu melintasi batas-batas ruang dan waktu. Rima dan rasa yang ingin disampaikan juga berhasil dikemas dengan menarik dan teratur. Sayangnya, menurut hemat saya, novel ini nampaknya dibuat di tengah-tengah kesibukan Stanley yang mungkin sedikit menyita waktu. Sehingga ada beberapa part yang mungkin missed dari editannya. Misalnya di halaman 249, di situ tertulis pak Purna adalah sopir Tantri, padahal maksudnya, pak Purna adalah sopir Nadia. Dan penjelasan tentang pak Purna yang membawa nama Tantri ke dalam paragraf itu hampir memenuhi sekitar 30 persen isi di halaman tersebut. Artinya, terlalu banyak kesalahan yang ditoleransi di halaman itu. Beberapa alur dan babak juga terlihat gersang dan kurang ramai. Misalnya ketika Nadia mengajak Teguh ke komunitas puisinya, babak itu hanya seperti babak pemanis yang kemudian lewat saja. Terlalu Teguh-sentrisme.

Dari sudut pandang saya, sebetulnya beberapa hal bisa lebih dikembangkan lagi, misalnya alur cerita, keterlibatan di luar Teguh-Tantri-Nadia, dan beberapa inti cerita yang masih berpeluang untuk bisa dieksplorasi lagi. Namun pada akhirnya, ini adalah novel yang gemuk dan menyehatkan dengan angan dan harapan yang terjawab baik di akhir cerita. Wajib dibaca bagi siapa saja yang pernah merasakan jatuh cinta, kemudian patah hati, kecewa berkepanjangan, dan bangkit untuk ke dua kalinya, lalu merengkuh bahagia dengan caranya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun