Mohon tunggu...
Robert Naiborhu
Robert Naiborhu Mohon Tunggu... mahasiswa -

Saya seorang residen di pulmonologi dan respirasi , saya senang baca dan kritis pada sesuatu yang saya baca. Saya mengatakan tidak tahu bila memang saya tidak tahu dan saya akan berusaha sekuat tenaga mencari jalan untuk tahu. " Educating the mind without educating the heart is no education at all. "

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat : Indonesia vs Malaysia

28 Agustus 2010   18:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:38 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikut ikutan pak es be ye kirim surat.

Kepada teman di kompasiana :

Jangan teman katakan saya ini aneh , gila perang dan berfikiran pendek. Pada dasarnya , saya yakin semua orang ingin damai . Tidak seorangpun di dunia ini yang ingin ribut. Saya hanya terbawa emosi karena membaca peristiwa yang menyudutkan negara kita. Negara kita memiliki segalanya. Seharusnya negara kita adalah tempat yang paling baik . Saya merasa harus berbuat sesuatu. Tapi saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya hanya bisa berteriak dalam hati. Janganlah diskreditkan saya karena rasa nasionalisme yang saya miliki. Demokrasi menyediakan tempat buat saya bicara.

Kepada bapak Presiden :

Saya tahu beban anda sangat berat. Sewaktu anda berusaha membangun negara , ada saja halangan yang memperberat fikiran anda. Walaupun halangan ini mungkin hanya riak kecil dari visi anda untuk membangun negara, namun cobalah merasakan apa yang kami rasakan. Banyak dari kami yang hanya bisa makan sesuap nasi namun kami masih punya rasa harga diri.

Kepada kelompok Bendera :

Kita semua tahu bahwa pemerintah adalah penentu dari semua permasalahan ini. Kita merasa tidak dihargai dengan tidak ada kata maaf dari malaysia untuk kejadian ini. Seperti kata malaysia bahwa tidak perlu mengucapkan maaf karena itu adalah kebijakan dari negara dan dituliskan di undang undang. Kita juga tidak mengucapkan maaf ( tidak ada di undang undang ) walau melempari kedutaan mereka dengan kotoran dan membakar bendera . Anggap saja satu sama, sekarang kita dukung pemerintah kita. Kita harus hargai usaha pemerintah kita untuk memperbaiki masalah ini. Jangan perkataan “kelompok bayaran “ melemahkan perjuangan anda. Tetap berjuang, karena itu yang Indonesia perlu saat ini.

Kepada TKI :

Keinginan anda adalah untuk hidup yang lebih baik. Saya yakin jika hanya untuk makan dan hidup di Indonesia saja anda pasti sanggup. Pergunakanlah waktu anda sebaik baiknya, kumpulkan modal dan tentukan target. Apapun yang anda dapat di negeri orang , saya yakin masih lebih enak di negeri sendiri. Karena tidak semua nasib anda beruntung , ada yang sudah lama bekerja namun uang belum terkumpul , ada yang tidak digaji dan ada pula harus berakhir di tiang gantungan.

Kepada malaysian di kompasiana :

Saya yakin anda juga seperti saya. Tidak menganggap ini masalah personal. Adapun perkataan yang tidak enak sewaktu menulis itu hanya menunjukkan bahwa kita masih memiliki rasa nasionalisme pada diri kita. Semoga perselisihan negara bukan menjadi halangan untuk kita berteman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun