Mohon tunggu...
Kurniawan Saputra
Kurniawan Saputra Mohon Tunggu... lainnya -

Aku hanya ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ultah dan Perkara-perkara

27 Juli 2013   09:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:58 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Malam ini, saya tak sempat berpikir panjang. Tapi atas permintaan seseorang saya tulis note pendek. Isinya, kurang lebih seperti tulisan-tulisan yang sering saya tulis dulu, bagaimana memotivasi diri sendiri.
Hari ini, saya tak tahu harus senang atau sedih. Pasalnya, bersama kebahagiaan melihat usia ini berganti satu angka lebih banyak, saya juga sedih karena terhenyak oleh kenyataan bahwa tantangan di hari-hari ke depan semakin serius dan so pasti semakin berat.
Di satu sisi, di hari ulang tahun ini, saya ingin sedikit berbahagia dengan menghargai prestasi-prestasi kecil yang telah saya raih. Barangkali ihwal-ihwal remeh itu pada hakikatnya tak patut di sebut prestasi, namun ada kalanya kita perlu sejenak tersenyum menatap langkah-langkah kecil yang sudah kita ambil. Karena bagaimanapun, akan lebih mudah melangkah melanjutkan mimpi-mimpi liar kita dengan senyuman daripada berjalan dengan muka sayu akibat beban yang terlalu berat.
Tentang target-target yang lepas, tak perlu terlalu disesali, jika Anda sudah melakukan yang terbaik. Kegagalan-kegagalan itu selayaknya datang untuk membawa kesadaran lebih bahwa ada yang lebih berkuasa daripada tekad, kerja keras, dan semua rencana-rencana manusia. Allah SWT ada di atas segalanya. Maafkanlah kesalahan yang kita buat, tapi jangan hilangkan antusiasme untuk mencapai target-target baru dengan cara yang lebih baik.
Tentang rasa sakit akibat wanita, cinta, asmara, dan semua perkara individual yang penuh egoisme itu, percayalah, you are not alone, everybody’s hurt! Jadi, tak ada yang istimewa dengan itu. Tak perlu meratap seolah Anda adalah satu-satunya orang yang paling tersiksa di dunia ini. Semua orang tersiksa karena urusan cinta, tapi kita saksikan masih banyak dari mereka yang bisa tersenyum lebar. Jangan sampai hidup kita dihabisi oleh urusan-urusan pribadi semata. Jadilah pribadi yang telah usai dengan diri sendiri!
Tentang mimpi, teruslah memasang standar tinggi. Banyak orang memimpikan perkara-perkara luar biasa. Namun, satu persatu tercecer di tengah jalan. Perlahan, bersama kerasnya kehidupan, mereka menyerahkan keluarbiasaan mimpi itu di hadapan kenyataan sementara. Padahal, di akhir perjalanan, hanya orang-orang yang tetap memegang kuat-kuat keyakinan akan kemuliaan mimpi dan kebesaran Tuhan yang boleh tersenyum bangga. Lainnya hanya akan memandang kekerdilan diri dengan seuntai panjang penyesalan.
Tentang keluarga, perhatikan satu perihal penting ini: jangan pernah memandang diri mampu membangun keluarga baru jika kita masih punya masalah fundamental dengan keluarga yang kita miliki saat ini. Maka, perbaikilah kualitas hubungan dengan ayah, ibu, kakak, adik, dan sanak saudara sebelum memutuskan untuk menikah. Karena itu artinya kita membangun bangunan sekaligus menghancurkannya dalam satu waktu. Bagaimana mungkin kita mendirikan gedung yang kita hancurkan dalam waktu bersamaan? Percayalah, kesalahan-kesalahan mendasar dalam berinteraksi dengan keluarga akan serta merta terulang dalam keluarga baru yang ingin Anda bangun.
Tentang teman-teman, jangan pernah menghancurkan perkawanan yang telah dibangun atas kepercayaan Akan sangat mudah memutus tali silaturahim namun sangat sulit menyambungnya kembali. Sekuat apapun kita, akan ada saat-saat dimana kemanusiaan kita menunjukkan sifatnya yang hakiki, lemah dan tak berdaya, butuh akan pertolongan. Kemudian, perbaikilah pribadi kita untuk lebih kompromistis dengan karakter yang lebih beragam. Bersama semakin luasnya wawasan, seharusnya semakin cerdas pula kita berinteraksi.
Tentang buku, cintailah ia! Karena kalian tak akan membacanya sebelum mencintainya dan menyadari kepentingannya. Teknologi boleh bertambah maju, tapi buku tak pernah menjadi barang usang. Dan sungguh, tak ada orang besar yang tak punya hubungan baik dengan buku.
Tentang jodoh, berdoalah pada Tuhan banyak-banyak!
Tentang Tuhan, jalanilah hidup dengan melibatkan-Nya serta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun