Berbicara tentang Ketaatan Pajak, dalam hal ini subjek pajak adalah Wajib Pajak, yaitu manusia. Sebutan kata ‘manusia’ mengacu pada dua hal dalam pemahaman kebahasaan. Pada Kamus Oxford Learner’s Thesaurus, ‘human’ dan ‘human being’ memiliki pengertian yang berbeda. ‘Human’ lebih mengacu pada karakteristik biologis dari manusia itu sendiri, dan biasanya digunakan untuk membedakan perkembangan ras manusia. Sedangkan ‘human being’ lebih sering mengacu pada kemampuan manusia sebagai makhluk yang dapat berpikir, berperasaan dan bersosial dibandingkan dengan hewan. Ketaatan Pajak di dalam topik kali ini mengacu pada 2 pengertian manusia sebagai Wajib Pajak. Manusia sebagai human dan human being.
Dalam Ilmu sosiologi, terdapat pembagian generasi manusia (human) modern ke dalam beberapa tingkatan generasi, yakni:
- Generasi Perang
- Generasi Perang Klasik
Generasi Perang Klasik mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1648 sampai dengan 1860 Masehi. Generasi dengan rentang waktu selama 212 tahun adalah generasi yang dilahirkan pada saat peperangan dengan tingkat kecil dan menengah dengan cakupan wilayah yang tidak mendunia, generasi ini adalah generasi yang mengalami masalah kolonialisme. - Generasi Perang Dunia ke-1
Generasi Perang Dunia ke-1 mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1860 sampai dengan 1918 Masehi, Generasi yang lahir dalam rentang waktu 58 tahun adalah generasi yang mengalami awal permulaan pecahnya perang dalam skala dunia. Generasi ini mengalami perang antar negara dengan cakupan yang lebih luas dibandingkan kolonialisme. Generasi yang mengenal perang dengan menggunakan senjata dengan daya tembak yang dapat dikendalikan, tersistem, dan teratur. - Generasi Perang Dunia ke-2
Generasi Perang Dunia ke-2 mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1919 sampai dengan 1945 Masehi. Generasi yang lahir dalam rentang waktu 26 tahun ini adalah generasi yang mengalami peperangan yang lebih dahsyat dari Perang Dunia ke-1. Generasi ini melahirkan banyak tokoh-tokoh revolusi dalam memerdekakan daerah jajahan kolonial. Generasi ini adalah generasi awal bagi negara-negara bekas kolonialisme seperti Indonesia memulai dasar-dasar dalam merencanakan sebuah negara.
- Generasi Perang Klasik
- Generasi Pasca Perang Dunia ke-2
- Generasi Baby Boomer
Generasi Baby Boomer mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1946 sampai dengan 1964 Masehi. Generasi ini mendapatkan istilah ‘Baby Boomer’ karena tingginya kelahiran setelah Perang Dunia ke-2. Generasi ini memiliki jumlah saudara yang banyak. Generasi yang saat ini (tahun 2020) memiliki rentang usia dari 56 tahun sampai dengan 74 tahun mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik dan pada akhirnya menghasilkan generasi yang memiliki tingkat kemapanan ekonomi yang baik. Generasi ini adalah generasi yang adaptif, memiliki penyesuaian diri yang tinggi, dan generasi yang belajar dari pengalaman hidupnya. - Generasi X
Generasi X mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu 1965 sampai dengan 1980 Masehi. Generasi X ini terlahir pada masa gejolak global perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Generasi yang mengalami peperangan dan perselisihan antar negara yang tidak dahsyat Perang Dunia ke-1 dan Perang Dunia ke-2., yaitu Perang Vietnam, Revolusi Tenteram antara Jerman Timur dan Jerman Barat. Generasi yang saat ini (tahun 2020) berusia 40 tahun sampai 55 tahun adalah generasi yang saat ini sangat berperan besar dalam kehidupan ekonomi dunia. Generasi yang sudah mulai mengenal teknologi digital berupa personal computer (PC), video games, internet, dll. Generasi ini di Indonesia besar dalam kondisi gejolak politik yang panas pada era pemerintahan Orde Baru. Namun generasi ini jugalah yang mengalami masa ekonomi Indonesia berkembang dengan pesat dan generasi yang mengalami resesi yang tinggi pada tahun 1997-1998. - Generasi Y (Milenial)
Generasi Y mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1981 sampai dengan 1994 Masehi. Generasi ini memiliki jumlah tertinggi di Indonesia saat ini, yakni sebesar 35 % angka penduduk di Indonesia. Generasi ini memiliki sebutan khusus yakni generasi milenial. Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi, yakni memiliki angkatan produktif yang lebih besar daripada angkatan non produktifnya. Generasi ini pada tahun 2020 memiliki rentang usia 26 tahun sampai 39 tahun. Generasi ini adalah generasi yang mengenal teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk kemudahan hidup dan pekerjaanya. Teknologi yang erat dengan kehidupan generasi ini adalah internet, komputer, smartphone, jejaring sosial, komunikasi instan via surel (email), dan lain lain. Generasi ini saat ini memiliki tingkat pekerjaan dengan penghasilan yang cukup tinggi. Generasi ini memiliki kontribusi ekonomi tertinggi bersama dengan sebagian awal generasi Z. Generasi ini menjadi tumpuan ekonomi pada saat ini hingga 10 tahun yang akan datang. - Generasi Z
Generasi Z mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 1995 sampai dengan 2010 masehi. Generasi ini sejak dini telah akrab dengan teknologi digital berupa gawai-gawai canggih seperti telepon pintar, dunia internet, dan lain-lain. Sebagian dari ini adalah keturunan dari generasi X. Sebagian awal dari generasi Z ini berada pada tingkatan usia produktif. - Generasi Alpha
Generasi Alpha mengacu pada kelahiran-kelahiran dalam rentang waktu antara 2011 sampai dengan 2024.
- Generasi Baby Boomer
Namun Indonesia juga perlu memperhatikan dan belajar dari kegagalan-kegagalan dari negara yang tidak mampu memanfaatkan bonus demografinya, seperti Brazil dan Afrika Selatan. Brazil mengalami resesi ekonomi mempengaruhi banyak sektor formal di negaranya, sehingga fokus sumber daya dialihkan untuk pengamanan sosial dan jaminan pensiun. Sedangkan Afrika Selatan, memiliki tingkat pengangguran yang tinggi di kala bonus demografi ini terjadi, Afrika Selatan tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk menyerap tenaga kerja produktif di negaranya.
Kepatuhan Wajib Pajak berhubungan tidak hanya pada sisi ‘human’ dari manusia, namun juga pada segi ‘human being’, yakni pada proses perilaku, berpikir, berperasaan, dan bersosial. Kepatuhan Wajib Pajak menjadi bagian penting dalam menyukseskan pertumbuhan ekonomi negara. Karena pajak merupakan unsur penerimaan negara tertinggi. Tingginya angkatan kerja saat ini berimplikasi pada potensi tingginya perputaran ekonomi yang terjadi di Indonesia. Pemerintah mengambil langkah tepat dalam memodernisasi sistem perpajakan dalam bentuk digital. Dan memberikan pelayanan perpajakan yang mudah, transparan dan andal. Pemerintah pada tahun 2016 telah melaksanakan program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), yang saat ini menjadi salah satu program Pengampunan Pajak tersukses di dunia dan menjadi pembelajaran bagi beberapa negara di dunia. Sistem keterbukaan informasi keuangan atau yang disebut dengan Automatic Exchange of Information (AEOI) mendorong kepatuhan Wajib Pajak yang banyak pada generasi Baby Boomer dan Generasi X. Pemerintah memfasilitasi repatriasi kekayaan Wajib Pajak Indonesia pada generasi tersebut yang berada di luar negeri atau yang belum terlaporkan di Indonesia dengan program Pengampunan Pajak. Di satu sisi pemerintah juga mendorong kepatuhan Wajib Pajak generasi Y dan awal Generasi Z dengan melakukan pendekatan mendigitalisasi pelaporan kewajiban perpajakan dan mendorong keterbukaan informasi dalam bentuk digital.  Tujuan besar dari program ini adalah meningkatkan tax ratio Indonesia yang masih tergolong rendah, yakni dengan Tax-to-GDP Ratio Indonesia tahun 2019 berada pada angka 11,5% yang berarti tax ratio Indonesia dibandingkan negara-negara di Asia Pasifik masih tergolong rendah.
Daftar Pustaka
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/9acde-buku-profil-generasi-milenia.pdf
https://www.pajak.go.id/id/artikel/aeoi-dan-kesiapan-indonesia
https://belajarbahasa.id/artikel/dokumen/321-apa-arti-dan-perbedaan-antara-human-dan-human-being-2017-03-29-03-54
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2952133/ri-perlu-belajar-dari-china-dan-korsel-soal-bonus-demografi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H