Mohon tunggu...
Nada Zahra
Nada Zahra Mohon Tunggu... -

Orang yang memberi belum tentu berkorban tapi mereka yang berani berkorban adalah mereka yang memberi dengan cara yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia itu Aku ( Part 1 )

7 April 2012   11:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Manusia. Sesosok makhluk yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang diberikan oleh-Nya. Kekurangan pula yang diberikan oleh-Nya. Sesosok makhluk yang diciptakan untuk berpasangan. Makhluk yang mencari pasangan dengan banyak kelebihan. Entah untuk apa dan tujuannya. Makhluk yang mencari pasangan dengan sesedikit mungkin kekurangan, jika mereka berfikir sedikit. Untuk apa mereka seperti itu? Padahal mereka sendiri memilikinya, walau sebenarnya tak ada yang berhak menentukan apakah makhluk itu mempunyai kelebihan atau kekurangan. Hanya Dia yang berhak, Dia yang Kuasa. Mungkin tanpa mereka sadari mereka mencari makhluk yang lain untuk menutupi kekurangannya? Atau mungkin untuk melengkapi hidupnya? Sebenarnya dan yang benar mereka bukan mencari sesosok makhluk bukan untuk menutupi atau melengkapi. Tapi, menjadikan sebuah kekurangan itu adalah kelebihan pada hidupnya. Itu yang sebenarnya terjadi. Namun, apakah Manusia itu mampu mencari sesosok yang lain itu ? Dan apakah Manusia itu menyadarinya? Sesosok yang bisa merubah, merubah segala hal dan membuat itu menjadi lebih berwarna. Bukan putih. Karena, putih itu terlalu suci. Bukan pula hitam karena itu terlalu gelap. Atau diantaranya yaitu, abu - abu. Dimana dia itu tak nyata namun ada. Seperti bayangan, membentuk, dan menyerupai. Tapi, berwarna. Warna yang cerah. Warna  yang nyata, ada dan tak berbayang. Entah apa, mungkin kuning? Merah? Hijau? Biru? Ungu? atau ada yang lain. Mungkin ada dalam kisah yang ingin ku buat, mungkin lebih tepatnya lagi cerita. Cerita yang fiksi, namun dapat di ilhami. Cerita tak nyata namun mungkin ada. Cerita yang mungkin bisa menjadi sejarah.


Aku. Aku sesosok manusia yang banyak memiliki kekurangan. Tak memikirkan pasangan. Tak memikirkan masa depan. Karena, yang aku pikirkan hanyalah langkah. Langkah di semua harapan, langkah untuk menggapai itu. Itu pula yang tak bisa aku gambarkan. Karena langkah ku tak bisa terhenti hanya pada sebuah yang tak bisa aku gambarkan. Aku juga sesosok manusia yang tak bisa berpikir, karena pikiran ku telah terbang melayang. Entah kenapa. Karena aku tak tahu mengapa dan apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya melakukan sebuah usaha. Melakukan apa yang sebenarnya aku bisa. Aku sebenarnya tak tahu apa yang aku bisa tapi aku mencoba. Mencoba sampai aku menemukan. Menemukan sebuah kehidupan. Dimana kehidupan itu adalah hembusan angin atau yang biasa disebut nafas. Detak. Dan degup. Itu kehidupan. Aku sesosok manusia. Yang sedang berjalan dan terus berjalan, tanpa aku tahu aku harus kemana. Aku ingin bertanya. Namun, kepada siapa? Mungkin itu pertanyaan ku? Bukan! Itu bukan pertanyaan ku. Aku bingung, tak tahu harus kemana. Tak tahu harus bertanya apa dan pada siapa. Disana aku terus berjalan. Terus dan terus. Aku mulai bertanya tentang mimpi. Apa itu mimpi ? Dan kenapa semua orang harus mempunyai mimpi ? Aku menjawab. Mimpi adalah sebuah impian, dimana semua orang berhak untuk bermimpi. Mimpi adalah tujuan yang terbagi 50 dan 50. Bahkan terkadang tak seimbang. Karena, mimpi itu adalah gabungan. Gabungan antara harapan, cita, angan, dan keyakinan. Mimpi juga tak mengenal usia, gender, status sosial dan agama. Mimpi juga tidak mengenal apa yang di mimpi kan. Semua boleh bermimpi. Apapun dan dimanapun. Mimpi juga tak mengenal tempat. Dimanapun kalian berada, kalian boleh bermimpi. Aku juga mempunyai mimpi. Walau aku tak tahu. Apa mimpi ku sendiri. Mungkin bagi kalian aneh, melihat tulisan ini. Melihat kata demi per kata. Melihat ketidak tahu nya dalam segala hal. Ketidak tahu nya tentang kehidupan. Karena dia Manusia. Manusia itu aku.


Aku bercerita tentang kekurangan. Kekurangan adalah sesuatu yang tak kita inginkan. Namun, itu pasti ada dalam diri setiap insan. Kekurangan mungkin dalam diri sebagian insan adalah sebuah musibah. Sebuah petaka. Bahkan sebuah bencana. Mengapa kita menganggapnya seperti itu? Padahal kita semua tahu, mau tidak mau, suka tidak suka, kekurangan sejatinya adalah bagian dalam tubuh manusia. Kekurangan sebenarnya bisa diubah menjadi kelebihan dimana kekurangan itu diubah menjadi motivasi. Motivasi untuk membangun sebuah tujuan dari mimpi kita. Namun, apakah manusia itu mampu untuk merubah sebuah kekurangan menjadi motivasi? Jawabannya hanya ada pada diri kalian. Mengingat janji ku kepada kalian untuk bercerita. Merubah kekurangan menjadi sebuah motivasi.


"Perkenalkan, namaku adalah Lyan Gunawi. Arti namaku adalah Kelebihan yang Berguna Bagi Dunia, walaupun aku terlahir sebagai sesosok buta dan tuli. Namun, aku ingin seperti arti namaku. Kalian pasti bingung dan bertanya - tanya apa kelebihanku. Dan apa yang bisa aku andalkan. ..."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun