Mohon tunggu...
Pandu Aji Wirawan
Pandu Aji Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Professional Jobless

Suka nulis di beberapa blog, diantaranya ada http://www.panduaji.net yang isinya cuma sekedar catatan perjalanan hidup. Selain itu juga mendokumentasikan tempat-tempat menarik Blitar di https://mblitar.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Nilai Tukar Dollar Terhadap Nasi Pecel

10 September 2015   09:02 Diperbarui: 10 September 2015   23:03 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boro-boro megang dollar, lihat secara live aja mungkin enggak pernah. Sayangnya banyak yang memprotes ketika dollar semakin naik, rakyat kecil semakin tercekik. Nyatanya Ibu penjual pecel pun enggak merasa dirugikan, padahal secara materiil nasi pecelnya harganya semakin murah di tengah naiknya harga bahan baku seperti cabe.

Oh iya, aku lupa nyebutin kalau ibuknya enggak pakai dollar sebagai alat tukarnya, Dia tetep pakai rupiah. Belanja ke pasar pakai rupiah, orang yang beli juga tetep pakai rupiah. Alhasil, dollar enggak pengaruh sama penghasilannya yang apabila dihitung pakai dollar semakin menurun.

Akupun jadi mikir, sebenarnya rakyat kecil bagian mana yang tercekik dengan nilai tukar dollar yang semakin menguat? Nyatanya sampai saat ini meski nilai dollar menguat harga BBM juga enggak naik. Atau ini sebuah pembenaran aja buat golongan menengah yang suka belanja dengan pricetag dollar. Mereka semakin tercekik gegara enggak bisa mendapatkan barang-barang branded dengan harga terjangkau bagi mereka.

Beli Pecel Enggak Pakai Dollar Kok

Menurutku enggak perlu terlalu takut sama nilai tukar dollar yang semakin menguat, karena nasi pecel akan semakin murah (alesan ini lagi) :D. Mungkin yang bikin kelihatan semakin mahal itu kebutuhan pokok yang masih aja impor. Seperti beras impor, kedelai impor dan sapi impor. Secara, mereka impornya bayar pakai dollar jadi bisa jadi ngaruh banget sama harga jualnya.

Kalau aja beras, kedelai dan sapi enggak perlu impor, nilai tukar dollar terhadap rupiah enggak mempengaruhi harga bahan pokok bukan? Darimana coba mempengaruhinya kalau aja beras nanem sendiri beli pukpuk, eh pupuk pakai rupiah, manen pakai rupiah, jual beras pakai rupiah dan belinya juga pakai rupiah. Masih ngaruh kah nilai dollar terhadap rupiah? Semoga swasambada di berbagai bidang bisa segera terwujud. 

Ketika pengguana dollar mikir di Indonesia segalanya tersedia dengan murah. Mereka bakal berbondong-bondong juga investasi (lagi) ke Indonesia karena menguntungkan. Masuk lagi deh para investor yang bakal nyuntik dana dollar ke Indonesia. Ntar lama-lama juga mata uang rupiah bakal nguat dengan sendirinya.

Kurangi aja beli barang barang dengan pricetag dollar kalau emang enggak mampu, daripada nyinyir semua kok yang di salahin dollar yang semakin kuat? Kalau nonton doraemon, masa iya Jayen selalu disalahkan gegara menindas Nobita? Atau malah nobita yang disalahkan gegara enggak bisa ngimbangin Jayen?

Catatan : Aku bukan seorang pakar ekonomi, apalagi pakar mantan dengan tulisan yang selalu menggelitik asyik dan seru. Aku cuma nulis apa yang aku pahami. Mungkin kalau ada salahnya emang aku nggak terlalu ngerti tentang ekonomi, meski dulu sering ikut ngoreksi pilihan ganda ulangan ekonomi anak SMA :D. Aku cuma pengen berbagi uneg-uneg dengan enggak membesar-besarkan nilai tukar rupiah yang semakin melemah. Itu aja sih.

Salam nasi pecel,

Pandu Aji Wirawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun