Mohon tunggu...
Andre
Andre Mohon Tunggu... Auditor - Ordinary man who is trying to speak out what is in his mind :)

Straight Man in a Straight Way :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reshuffle Kabinet, Senjata Masalah Bangsa Era Jokowi?

27 Juli 2016   14:48 Diperbarui: 27 Juli 2016   15:02 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reshuffle Jilid 2. Sumber : https://3.bp.blogspot.com/-d_FB57D45nw/V5hTcUgSzAI/AAAAAAAAC-0/O2ToitXWTWEZqBEstuf-d854iNejuXfKQCLcB/s640/jilid%2B2.jpg

Menjelang 2 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Presiden Joko Widodo kembali merombak Kabinet Kerja yang dipimpinnya untuk yang kedua kalinya. Reshuffle memang merupakan hal yang lumrah dalam suatu pemerintahan apalagi ketika Presiden merasa bahwa kinerja pembantunya tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Sebenarnya isu reshuffle kabinet ini telah berhembus sejak beberapa bulan lalu dan berhembus semakin kencang ketika PAN dan Golkar menyatakan diri bahwa mereka mendukung pemerintahan Jokowi JK. Dengan bergabungnya PAN dan Golkar kedalam gerbong pemerintahan, sudah pasti mereka menginginkan adanya representasi dari partai dalam Kabinet karena sesuai dengan pepatah yang sering digunakan dalam dunia perpolitikan "Tidak Ada Makan Siang Yang Gratis" seperti itulah kira - kira kondisi perpolitikan di Indonesia. Berikut adalah beberapa pos kementerian yang mengalami pergantian pucuk pimpinannya:

  • Menko Kemaritiman yang sebelumnya dijabat oleh Rizal Ramli kini dijabat oleh Luhut Binsar Pandjaitan ( Golkar )
  • Menteri PPN/Kepala Bappenas yang sebelumnya dijabat oleh Sofjan Djalil kini dijabat oleh Bambang Brodjonegoro
  • Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN yang sebelumnya dijabat oleh Ferry Mursidan Baldan kini dijabat oleh Sofyan Djalil
  • Kepala BKPM yang sebelumnya dijabat oleh Franky Sibarani kini dijabat oleh Thomas Trikasih Lembong
  • Menko Polhukam yang sebelumnya dijabat oleh Luhut Binsar Pandjaitan kini dijabat oleh Wiranto ( Hanura )
  • Menteri Keuangan yang sebelumnya dijabat oleh Bambang Brodjonegoro kini dijabat oleh Sri Mulyani Indrawati
  • Menteri Desa dan PDTT yang sebelumnya dijabat oleh Marwan Djafar kini dijabat oleh Eko Putro Sandjojo ( PKB )
  • Menteri Perhubungan yang sebelumnya dijabat oleh Ignatius Jonan kini dijabat oleh Budi Karya Sumadi
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sebelumnya dijabat oleh Anies Baswedan kini dijabat oleh Muhadjir Effendy
  • Menteri Perdagangan yang sebelumnya dijabat oleh Thomas Trikasih Lembong kini dijabat oleh Enggartiasto Lukita ( Nasdem )
  • Menteri Perindustrian yang sebelumnya dijabat oleh Saleh Husin kini dijabat oleh Airlangga Hartarto ( Golkar )
  • Menteri ESDM yang sebelumnya dijabat oleh Sudirman Said kini dijabat oleh Arcandra Tahar
  • Menteri PAN-RB yang sebelumnya dijabat oleh Yuddy Chrisnandi kini dijabat oleh Asman Abnur ( PAN )

Tetapi, apakah tujuan Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle semata - mata untuk mengakomodir partai - partai yang baru saja menyatakan dukungan kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo semata? Saya rasa penilaian masyarakat terhadap pemerintah lebih berharga dibanding kepuasan politik partai - partai pendukung pemerintah. Presiden Joko Widodo berusaha mengakomodir kepentingan politiknya disaat ia berusaha memenuhi semua janji - janji politiknya kepada masyarakat di saat kampanye waktu itu. Melalui reshuffle kabinet jilid 2 ini, Presiden Joko Widodo mendorong terciptanya efisiensi dan percepatan di sektor - sektor tertentu khususnya sektor perekonomian. 

Hal ini terlihat dari pemilihan menteri - menteri yang menurut saya cukup positif citranya dibidang perekonomian seperti Sri Mulyani dan pemindahan Bambang Brodjonegoro dari kursi Menteri Keuangan ke Kepala Bappenas. Seperti kita ketahui, Sri Mulyani adalah menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kemudian mengundurkan diri dan menerima pinangan dari World Bank. Sri Mulyani pernah meraih penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik seAsia. Sri Mulyani dipercaya dapat membawa angin positif bagi perekonomian nasional. Hal ini bisa kita lihat dari pergerakan bursa saham pada hari ini yang ketika Sri Mulyani diisukan sebagai Menteri Keuangan, IHSG meroket sebesar 1% lebih. 

Hal ini menunjukan bahwa pasar merespon positif penunjukan daripada Sri Mulyani. Sri Mulyani juga diperkirakan dipilih Presiden Joko Widodo karena Presiden menginginkan suksesnya program Tax Amnesty yang dicanangkan oleh beliau karena Sri Mulyani memiliki pengalaman yang cukup matang dibidang perpajakan. Selain itu, penunjukan Bambang Brodjonegoro sebagai kepala Bappenas juga menunjukan bahwa  Presiden Joko Widodo menginginkan adanya integrasi antar Menteri di sektor perekonomian dibawah Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian. 

Darmin tidak direshuffle karena beliau berhasil menjalankan peran koordinasi antar menteri perekonomian dan berhasil mengeluarkan terobosan - terobosan ekonomi yang diwujudkan dalam bentuk 12 paket ekonomi pelan - pelan mulai terlihat hasilnya. Dengan kehadiran Sri Mulyani, kita tentu berharap perekonomian Indonesia benar - benar akan 'meroket'.

Selain dalam rangka memperbaiki kinerja Kabinet, Presiden Joko Widodo juga melalui reshuffle ini menghendaki terwujudnya kabinet yang kompak dan solid serta tidak membuat gaduh di publik. Menteri - menteri yang dikenal pembuat gaduh sudah terdepak dari Kabinet seperti Mantan Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri ESDM Sudirman Said dan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi. Tentu kita berharap bahwa menteri - menteri pilihan Presiden Joko Widodo ini kedepannya akan solid dan tetap transparan karena selama ini transparansi di Kabinet sudah cukup baik. 

Selain itu menteri yang terkenal baik kinerjanya pun terkena dampak reshuffle seperti Mendikbud Anies Baswedan. Menurut saya pribadi, Anies Baswedan cukup baik selama menjabat sebagai Mendikbud dengan segala terobosan yang dilakukannya selama ia menjabat. 

Reshuffle kali ini cukup saya sayangkan karena ada beberapa menteri yang menurut saya pribadi pun memiliki kinerja yang kurang 'Menggebrak' mari kita sebut saja seperti Menko PMK Puan Maharani, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohanna Yambise dan Menteri Koperasi dan UMKM A.A.G.N Puspayoga. Menurut saya pribadi dan saya yakin masyarakat luas, menteri - menteri tersebut kurang memiliki gebrakan yang dapat menyelesaikan masalah bangsa di bidangnya masing - masing.

 Tapi patut kita hargai setiap usaha yang dilakukan oleh Presiden untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang sangat complicated ini dan saya yakin Presiden memiliki alasan untuk mempertahankan menteri - menteri yang tidak direshuffle. 

Selamat bekerja untuk menteri - menteri yang baru saja dilantik dan untuk menteri - menteri yang terkena reshuffle jangan pernah berhenti berkarya untuk kemajuan Bangsa Indonesia

Salam :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun