"Demi Allah Saya Bersumpah"
Kira - kira begitulah Komisaris Jendral Polisi M. Tito Karnavian memulai pengambilan sumpah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo kemarin (13 Juli 2016). Kini Komjen Pol M. Tito Karnavian telah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Sebuah jabatan berat yang akan diemban oleh Jend. Pol. Tito Karnavian.
Jendral Tito telah bersumpah bahwa ia akan menjalankan tugas ini dengan sebaik - baiknya dan lebih mementingkan kepentingan Bangsa dan Negara dibandingkan kepentingan pribadi dan golongan.Â
Hal ini menjadi sebuah keharusan mengingat jabatan yang akan diemban oleh Jendral Tito menyangkut martabat Bangsa dan Negara baik dimata Negara sendiri maupun Dunia. Dengan dilantiknya Jendral Tito sebagai Kapolri yang baru, banyak masalah bangsa yang akan dihadapi oleh Jendral Tito sebagai Kapolri yang baru. Dimulai dari masalah pelayanan kepada masyarakat sampai dengan keamanan NKRI.Â
Presiden Joko Widodo sendiri memberikan dua tugas penting kepada Jend Pol Tito Karnavian sebagai Kapolri yang baru yakni meningkatkan soliditas internal Polri dan melakukan reformasi di tubuh Polri. Kedua tugas tersebut tentu akan menjadi BOM WAKTU apabila tidak segera dituntaskan. Apabila Polri tidak memiliki soliditas yang mumpuni tentu akan sangat mudah bagi pihak asing untuk memecah belah Polri yang tentu hal ini akan menjadi masalah yang sangat serius bagi keamanan bangsa.
Reformasi di tubuh Polri juga menjadi salah satu titipan Presiden Joko Widodo kepada Jendral Tito sebagai Kapolri yang baru. Â Jendral Tito diberikan tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk merubah mental perwira Polri menjadi perwira yang lebih humanis kepada masyarakat, menjadi perwira yang bebas dari korupsi dan memiliki mental malu untuk menerima sesesuatu yang tidak seharusnya ia terima. Jendral Tito menginginkan perwira Polri yang lebih ramah kepada masyarakat dan lebih bersih dari praktik - praktik korupsi.Â
Untuk mewujudkan hal itu, Jendral Tito akan memanfaatkan teknologi terbaru untuk meningkatkan pelayanan masyarakat serta akan memperketat seleksi masuk bagi calon perwira Polri. Seleksi masuk yang lebih ketat akan lebih dapat menyaring mana calon perwira yang benar - benar ingin mengayomi masyarakat atau hanya sekedar untuk bekerja. Untuk mewujudkan Polri yang lebih bersih dari praktik - praktik korupsi, Jendral Tito akan MEWAJIBKAN perwira tinggi Polri untuk melaporkan LHKPN secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memantau ada tidaknya harta kekayaan yang bertambah secara tidak normal.
Masalah lain yang tidak kalah serius yang akan dihadapi oleh Jendral Tito sendiri adalah tekanan psikis yang akan dihadapi oleh Jendral Tito. Bagaimana tidak? Jendral Tito akan memimpin seniornya yang dulu memimpin dia. Hal ini tentu tidak mudah mengingat bahwa ia merupakan seorang junior yang "lompat tinggi" menjadi seorang Jendral bintang 4.Â
Ibarat kata seperti anak kecil yang memiliki kapasitas untuk mengajar tetapi ia harus mengajar kakak - kakak kelasnya pasti akan timbul rasa segan untuk mengajar dan hal ini akan menghambat kinerja dari anak tersebut. Begitu juga dengan Jendral Tito, hal ini akan menghambat kinerja dari Jendral Tito apabila Jendral Tito salah memilih langkah untuk mengatasi masalah psikis yang akan dihadapinya itu.
Masih banyak masalah lain yang akan dihadapi oleh Jendral Tito sebagai Kapolri yang baru. Untuk itu kita sebagai warga masyarakat, kita wajib mendukung Kapolri yang baru dalam mengemban tugasnya. Selamat bekerja dan selamat sukses untuk Kapolri yang baru.
:)