Mohon tunggu...
Hendra Saputra
Hendra Saputra Mohon Tunggu... lainnya -

Aku ya aku, nggak akan jadi kamu ataupun dia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah vis a vis Kerja Sambilan

25 Mei 2012   08:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:48 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Rahasia kesuksesan bagi setiap orang dalam hidup adalah menempati posisi siap ketika sebuah peluang datang, begitulah kata Benyamin Desraili seorang sastrawan asal Inggris. Alasannya jelas, karena peluang emas jarang bahkan tak akan terulang untuk kedua kalinya. Oleh sebab itu, setiap waktu dan kesempatan yang datang adalah suatu hal yang tak ternilai harganya. Yang sudah semestinya digunakan semaksimal mungkin guna meraih sukses kehidupan.

Hal itu pulalah yang mungkin sedang diterapkan oleh para mahasiswa dewasa ini. Para mahasiswa yang marak menggeluti profesi sampingan selain status sosial sebagai pelajar yang disandangnya. Ada yang menjadi wiraswasta, seperti berjualan pulsa, baju, makanan, dan sebagainya. Ada pula yang menggeluti pekerjaan semisal jadi guru ngaji, guru les private, pembicara, penulis lepas sampai bisnis multi level marketing pun masih banyak yang menekuni.

Mengingat, memang masa-masa seperti ini harus dioptimalkan sebaik mungkin sebelum nantinya lulus meninggalkan kampus tercinta. Karena pada masa-masa inilah jati diri dan semangat juang yang membara sedang berkobar-kobarnya. Pada waktu ini pula, masa depan seorang mahasiswa mulai menemukan arahnya. Seperti yang telah diungkapkan oleh Bang Haji Rhoma Irama, ”Darah muda, darah yang berapi-api.”

Melalui kampus yang notabene adalah kawah candradimuka bagi setiap individu, baik untuk mengasah potensi diri maupun intelektualisasi pemikiran. Ternyata selain itu kampus juga memiliki potensi lain yang sebetulnya sangat menguntungkan mahasiswa, yaitu dengan berbagai fasilitas pengembangan softskill dan jaringan yang tersedia.

Lewat hal inilah aneka pikiran kreatif dan bakat mahasiswa dapat terasah dan tersalurkan. Baik untuk pengasah skill sesuai bakat minatnya maupun akses atau jaringan dalam pengembangan bakat tersebut. Contohnya saja sebagai mahasiswa kita dipermudah dalam menjalankan praktik mengajar lewat les private melalui title mahasiswa yang kita sandang. Dipermudah untuk mengeksplorasikan ide-ide kita ke dalam tulisan yang nantinya dapat disalurkan ke berbagai surat kabar, karena tak dapat dipungkiri banyak media cetak yang memberikan rubrik khusus untuk para mahasiswa. Berjualan seperti pulsa, baju dan lainnya pun serasa dipermudah dengan banyaknya teman maupun kenalan di dalam ataupun di luar kampus.

Prioritas Utama

Memang uang bukanlah segalanya di dunia ini. Namun tetap saja, orang hidup pasti membutuhkan uang. Bahkan dari permasalahan inilah, orang dapat berbuat kejahatan yang seakan menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya. Uang seakan menjadi ukuran kebahagiaan materi di dunia ini. Sehingga banyak orang yang mencarinya, entah itu dengan cara yang halal atau haram.

Para mahasiswa pun juga tak dipungkiri membutuhkan uang. Maka dari itu, banyak diantara mereka yang bekerja sambilan. Alasannya pun beragam, ada yang murni untuk mendapatkan uang demi membantu orang tua membayar biaya perkuliahan. Ada pulaa yang ingin berlatih hidup mandiri, sehingga tidak selalu bergantung pada orang tua. Namun, ada juga yang beralasan untuk mendapatkan pengalaman.

Hal itu tentu saja bersifat positif, selagi tidak mengganggu perkuliahan. Sebab, bagaimanapun juga seorang mahasiswa diamanati kuliah kan untuk mencari ilmu bukan mencari uang. Meskipun hal tersebut mengalami pengecualian dalam prioritas latar belakang alasan kerjanya. Melihat, tak sedikit juga orang yang kerja sambil kuliah, bukan kuliah sambil kerja.

Lebih lanjut, selain seorang mahasiswa dapat belajar menghadapi kehidupan bermasyarakat nantinya. Para mahasiswa juga mendapatkan pengalaman yang tak ternilai harganya. Namun perlu diperhatikan juga, manajemen waktu dalam memprioritaskan kuliah atau kerja yang diutamakan. Karena orang yang sukses adalah orang yang dapat mengatur waktunya, bukan waktu yang mengaturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun