Mohon tunggu...
Nur DalilahPutri
Nur DalilahPutri Mohon Tunggu... Aktris - Blogger

❤️

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Musim Pancaroba Rawan DBD

14 November 2024   19:26 Diperbarui: 14 November 2024   19:31 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di bulan Desember lalu, Tam demam. Aku fikir hanya demam biasa efek kelelahan atau dampak setelah beberapa kali mandi hujan jadi untuk mengatasinya aku memberikan Paracetamol syrup hampir setiap 4 jam karena demamnya hanya turun sebentar setelah minum obat lalu setelahnya akan kembali naik hingga 39,3C, demam ini berlangsung 2 hari sebelum akhirnya aku memutuskan untuk membawanya ke RS saat Tam sudah mulai lemas & wajahnya mulai pucat. Sempat terfikir "jangan-jangan DBD". Karena memang beberapa waktu terakhir ini mulai ramai terdengar kalau Demam Berdarah Dengue mulai merebak. 

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Masa inkubasi DBD adalah 4-7 hari. Jadi, ketika seseorang terinfeksi virus DBD, gejalanya akan terlihat dalam waktu 4-7 hari. Maka, ketika Tam demam, aku perhatikan gejalanya. Aku nggak yakin itu DBD, karena aku merasa sudah maksimal menjaga kebersihan rumah dengan 3M. 

Meskipun begitu, melihat kondisi Tam yang sudah lemas & Pucat, aku langsung memutuskan untuk membawa Tam ke RS untuk cek darah di laboratorium. Langkah tersebut aku ambil sebenarnya hanya untuk memastikan apa penyebab demamnya & treatment apa yang selanjutnya harus diambil untuk kesembuhannya. Sungguh sama sekali gak terfikir kalau Tam yang baru berusia 3 tahun harus menderita DBD yang kita tahu adalah penyakit mematikan bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Saat hasil cek darah keluar, Tam positif terkena DBD karena nilai trombositnya 10.000. Sedih, merasa gagal & merasa bersalah pasti. Sebagai ibu, aku merasa aku sudah gagal merawat dan menjaga kesehatan anakku. Terlebih melihat kondisi Tam yang memang cuma bisa tiduran sambil merintih, ah hatiku hancur rasanya.

Setelah 2 hari di rawat di RS, suhu tubuh Tam sudah normal & tidak lagi demam namun justru kondisi fisiknya semakin memburuk dengan sesak nafas & menggigil. Long story short Alhamdulillah kami berhasil melewati masa-masa sulit tersebut dan akhirnya Tam bisa kembali pulang ke rumah dalam keadaan sehat. 

Rasa bersalah akan kegagalan menjaga kesehatan anakku sebelumnya membuatku jadi semakin protektif kepada anak-anak. Aku banyak mencari informasi & edukasi tentang berbagai macam penyakit berbahaya bagi anak namun prioritasku adalah DBD. Sampailah di tanggal 21 Maret 2024 dimana Aku & beberapa rekan blogger serta media diundang untuk hadir dalam Talkshow #Ayo3MPlusVaksinDBD & Buka Puasa bersama. 

Tentu kesempatan emas ini tidak akan aku sia-siakan. Dihadiri oleh Dr Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr Alvin Saputra, Praktisi Kesehatan Indonesia & dr Ngabila Salama MKM serta para expert lainnya. 

Talkshow tentang Demam Berdarah Dengue 

Menurut dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat, "Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sekror publik, yaitu pemerintah, dan sektor swasta. Blueprint-nya sudah ada, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk." 

Dr. Imran menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue, "Implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD." 

berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, minggu ke 8 tahun 2024 ada 15.997 kasus DBD dengan angka kematian 894 jiwa. Sayangnya sampai saat ini masih ada kasus kematian akibat DBD. Kelompok usia anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya. Sementara, kasus pada orang dewasa juga meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun