Mohon tunggu...
Indri Ana
Indri Ana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I Love Traveling

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kompasiana Seperti Keluarga

15 November 2013   13:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel yang pertama kali saya baca di kompasiana adalah artikel mba Ira Oemar yang saat itu nangkring di halaman depan, alias HL. Tentang Century sepertinya (saya lupa :D). Ketika pertama baca saya suka sekali dengan gaya penulisannya yang runut disertai link-link sebagai faktanya. Yang lebih menarik lagi membaca komen-komen di tulisan tersebut, karena semua yang mengomentari pasti selalu di respon dengan baik oleh Ira Oemar. Kadang komen sebaris bisa dibalas berbaris baris. Jadilah berbulan-bulan setiap pertama buka halaman Kompasiana, saya selalu membaca semua tulisan Ira Oemar. Kalau HL, TA, de el el saya baca selama masih punya kesempatan baca di kantor hehe.

Dari kebiasaan mengikuti semua komen-komen di halaman Ira Oemar saya jadi mulai melihat komentator yang itu-itu lagi, seperti Gatot S. Karena komen Gatot S yang entah kenapa saya suka, saya jadi penasaran dengan tulisannya. Saya kemudian membaca tulisan Gatot S sampai komen-komennya. Satu hal yang menarik di kompasiana adalah komentar para pembaca. Entah kenapa tulisan yang tadinya serius bisa jadi humor ketika dikomentari atau sebaliknya.

Nah dari tulisan-tulisan Gatot saya juga melihat komentator yang itu itu lagi seperti Pakde Kartono dan Auda. Pakde menarik perhatian saya karena komentarnya yang selalu bisa bikin ngakak, dan auda menarik karena Gatot sering membalas komentar Auda sambil menggodanya.

Sayapun membaca tulisan-tulisan Auda dan Pakde Kartono. Ternyata saya suka tulisan mereka, tulisan Auda banyak seputar wanita, hukum/politik, serta fiksi. Tulisan Pakde Kartono beragam, mulai dari politik, muda, sosok, sampai seksologi. Tulisan Pakde selalu segar dan bikin ngakak (ah sulit mendskripsikannya). Dari Pakde saya melihat komentator yang itu itu lagi di tulisan Pakde, yaitu Ellen Maringka.

Dari komen yang ditulis Mba Ellen, serta komen Pakde Kartono yang hampir selalu mengikutinya, saya jadi penasaran. Saya klik nama Ellen Maringka dan mulai stalking semua tulisannya. Ternyata menarik dan menginspirasi. Engga lupa saya selalu membaca kometar pembaca di bawahnya dan lagi-lagi mereka lagi orangnya.

Begitulah nama Ira, Gatot, Auda, Pakde Kartono dan Ellen Maringka berputar-putar di keseharian saya. Di antara waktu-waktu menunggu revisi tugas dari Bos, di jam istirahat kantor, di menit-menit sebelum pulang, saat menunggu commuter.

Gara-gara membaca tulisan mereka beserta komen-komen di bawahnya saya jadi berpikir bahwa kompasiana seperti keluarga. Ada yang dipanggil pakde, lalu pakde selalu punya budhe dan budhe menulis juga pake akun pakde (diragukan). Lalu saling sedia es jeruk (sampe sekarang saya ngga ngerti tentang es jeruk ini hehe, kayaknya hadiah buat para pertamax, cmiiw). Dan semua komentator lain yang saya lupa namanya satu per satu tapi kalau baca komentar pasti tau, mereka lagi....... mereka lagi (selama belum ganti pp).

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun