Firman seperti terkutuk. Bayangan Disa yang menangis dengan gaun pengantin lengkap tak mau lepas dari mata dan pikirannya, meski dalam kantuk. Ia melihatnya di kamar mandi. Di lorong-lorong kampus yang sepi. Di layar televisi. Di pusat belanja bergengsi. Di metromini. Setiap hari.
Ia pernah sengaja meminum pil-pil tidur, berharap bayangan itu lekas mundur. Firman gagal. Bahkan dalam mimpi, Disa terlihat begitu kekal. Disa sukses menjebaknya dalam labirin rasa bersalah yang tiap sudutnya memantulkan bayangannya, tangisannya. Menghindarinya, seperti harus menyumbat arteri-vena.
Sebulan lalu, seorang mahasiswi ditemukan tewas di kamar kostnya. Pecahan gelas memutus nadi di pergelangan tangan kirinya. Ia tewas dalam keadaan hamil dua bulan. Di lantai, darah membentuk sebuah nama, Firman.
---
AG, Januari 2011
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI