Mohon tunggu...
Andi Gunawan
Andi Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Anak Indonesia dan Tukang Cerita. Untuk kalimat pendek, colek saya di @ndigun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terjebak

1 Februari 2011   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Firman seperti terkutuk. Bayangan Disa yang menangis dengan gaun pengantin lengkap tak mau lepas dari mata dan pikirannya, meski dalam kantuk. Ia melihatnya di kamar mandi. Di lorong-lorong kampus yang sepi. Di layar televisi. Di pusat belanja bergengsi. Di metromini. Setiap hari.

Ia pernah sengaja meminum pil-pil tidur, berharap bayangan itu lekas mundur. Firman gagal. Bahkan dalam mimpi, Disa terlihat begitu kekal. Disa sukses menjebaknya dalam labirin rasa bersalah yang tiap sudutnya memantulkan bayangannya, tangisannya. Menghindarinya, seperti harus menyumbat arteri-vena.

Sebulan lalu, seorang mahasiswi ditemukan tewas di kamar kostnya. Pecahan gelas memutus nadi di pergelangan tangan kirinya. Ia tewas dalam keadaan hamil dua bulan. Di lantai, darah membentuk sebuah nama, Firman.

---

AG, Januari 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun