Mohon tunggu...
Nadia Farah
Nadia Farah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga istiqamah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Sih Kok Cewek Jadi Tomboy?

26 November 2016   17:59 Diperbarui: 26 November 2016   18:50 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan sebernya itu seperti apasih? Pada hakikatnya perempuan merupakan makhluk yang halus dan penuh kasih sayang karena perasaannya yang lembut. Plato mengatakan bahwa wanita memang lebih lemah dari laki-laki baik dalam spiritual maupun fisiknya. Kata wanita erat hubungannya dengan kata feminim. Namun, pada zaman sekarang kata feminim tersebut telah tergantikan oleh kata tomboy. Kata tomboy menurut seorang perempuan yang memiliki sifat atau perilaku yang dianggap oleh masyarakat sebagai peran gender laki-laki .

Seperti mengenakan pakaian maskulin atau bermain permainan yang dianggap sebagai permainan laki-laki. Saat ini, tak jarang kita melihat wanita yang bertingkah laku dan berpakaian layaknya laki-laki, bahkan mereka sampai melakukan berbagai cara agar mereka bisa menjadi laki-laki, contohnya suntik hormon.

Perubahan seperti ini bisa terjadi karena beberapa faktor, faktor pertama berasal dari lingkungan. Seorang wanita yang terbiasa bergaul dengan teman laki-lakinya akan cenderung memiliki sifat seperti laki-laki. Contohnya wanita akan lebih menyukai memakai celana dari pada rok, hal ini karena laki-laki menggunakan celana. Jumlah saudara laki-laki yang lebih banyak dibanding perempuan jyga akan membuat si anak perempuan meniru kebiasaan saudara laki-lakinya. Seperti membeli mainan cowok, bermain sepak bola, bermain basket dan permainan lain yang sering dilakukan laki-laki.

Keluarga yang sering membedakan anak wanita dan anak laki-lakinya juga terbukti dapat merubah kepribadian seorang anak . misalkan Orang tua berkata pada anak perempuannya “kamu harus jadi anak kuat, kamu tidak boleh jadi anak cengeng. Mas adi saja tidak pernah menangis kenapa kamu dikit-dikit nangis?”. Perkataan seperti ini akan membuat anak perempuan berfikir bahwa aku harus menjadi seperti kakaku agar aku diakui dalam keluargaku. Dari pemikiran seperti itulah anak perempuan akan mulai bertingkah seperti laki-laki.

Selain itu tren dan kenyamanan juga menjadi penyebab dari hal ini. Sejalan dengan arus globalisasi tren tomboy juga mulai merasuki para perempuan sekarang. Banyaknya orang barat yang homoseksual dan lesbian membuat banyak perempuan menganggap hal ini menjadi tren yang bisa dicontoh, padahal sebearnya hal ini merupankan kesalahan. Faktor kenyamanan juga mempengaruhi, menurut sebagian perempuan dengan menjadi tomboy mereka dapat mengekspresikan kebebasan dalam hidupnya. Seperti merokok, memakai celana, mengikuti geng-geng sepeda dan lain sebagainya.

Dari faktor diatas, peran ibu merupakan yang paling utama untuk mencegah anak perempuan menjadi tomboy anak perempuan. Pada usia 3-6 tahun (pra-operasional) dimana anak mulai mengerti bahwa dia adalah seorang wanita, seorang ibu harus memberikan pemahaman tentang apasaja yang boleh dilakukan srorang wanita dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Contohnya ibu memberikan pemahaman bahwa anak perempuan harus diceboki oleh orang yang dipercaya seperti orang tua atau pengasuhnya, serta anak perempuan tidak boleh memperlihatkan auratnya kepada anak laki-laki. Pada saat inilah seorang ibu mulai mengajarkan kepribadian wanita pada anaknya. Dan ketika anak sudah beranjak remaja orang tua hendaknya selalu memperhatikan anaknya, orang tua harus tau dengan siapa saja anaknya bergaul agar anaknya tidak terjerumus ke arah pergaulan yang salahu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun