Orang utan adalah mamalia arboreal terbesar di dunia. Orang utan Kalimantan (pongo pygmaeus), orang utan Sumatera (pongo abeli), dan orang utan Tapanuli (pongo tapanuliensis) merupakan 3 spesies orang utan yang ada di dunia.
Populasi orang utan saat ini semakin berkurang bahkan terancam punah. Habitat alami mereka yang mulai hilang, rusak, dan dialih fungsikan menjadi area perkebunan kelapa sawit menjadi faktor-faktor berkurangnya populasi hewan lucu dan pintar tersebut.
Berkurangnya populasi orang utan juga akan memengaruhi keseimbang ekosistem di lingkungan mereka hidup. Berikut manfaat orang utan bagi ekosistem habitatnya.
Â
1. Orang utan merupakan spesies payung yang memegang peranan penting bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan.
2. Peran orang utan juga sangat besar bagi ketersediaan cahaya matahari di dalam hutan yang mereka tinggali. Ketika mencari makan, orang utan selalu memetik daun dan dahan pepohonan, sehingga memudahkan sinar matahari menyinari hutan.
3. Hutan pada dasarnya menjadi dasar kesejahteraan manusia. Dengan menjaga dan melestarikan orang utan, sama saja dengan kita menjaga dan melestarikan hutan yang menjadi salah satu sumber kehidupan manusia
Dilansir dari yayasanpalung, orang utan mengkonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan. 60% buah, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu, dan 10% serangga. Tumbuhan yang dominan dikonsumsi buahnya oleh orang utan adalah dari family Sapindaceae, Lauraceae, Fagaceae, Bombaceae, Myrtaceae, Moraceae, Leguminaceae, dan Araucariaceae.
Maka dari itu, manusia dan orang utan memegang peranan penting dalam menjaga dan melestarikan hutan. Orang utan sebagai pembangun hutan sekaligus penjaga keseimbangan dan kesinambungan hutan harus kita jaga dengan tidak menjadikan orang utan sebagai hewan peliharaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H