Mohon tunggu...
Nden Mas Bei
Nden Mas Bei Mohon Tunggu... Insinyur - Pranata Humas Ahli Madya

ASN Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpah Pemuda, Pilar Menuju Generasi Emas 2045 di Tengah Dekadensi Moral dan Tantangan Sosial

4 Oktober 2024   10:38 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:12 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: Design by Her - Kemenpora RI

Abstrak


Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia. Dalam konteks menuju Generasi Emas 2045, semangat Sumpah Pemuda menjadi landasan bagi pemuda Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Namun, berbagai tantangan seperti dekadensi moral, tawuran pelajar, narkoba, bullying, dan tingginya perkawinan usia dini masih menjadi hambatan. Artikel ini membahas makna Sumpah Pemuda, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk mengatasi masalah tersebut guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Pendahuluan


Hari Sumpah Pemuda merupakan momen bersejarah yang menandai persatuan dan semangat kebangsaan pemuda Indonesia. Pada tahun 2045, Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya dengan visi menjadi negara maju dan sejahtera. Pemuda diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mendorong kemajuan di berbagai sektor. Namun, tantangan sosial dan moral masih menjadi hambatan yang signifikan.

Makna Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 merupakan simbol persatuan dan semangat kebangsaan. Semangat ini menjadi landasan bagi generasi muda untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Menuju Generasi Emas 2045, pemuda diharapkan dapat menggerakkan perubahan positif di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik.

Tantangan yang Dihadapi

Dekadensi Moral: Penurunan nilai-nilai moral di kalangan pemuda dapat menghambat perkembangan karakter yang kuat dan berintegritas. Data menunjukkan peningkatan kasus kenakalan remaja dan perilaku menyimpang di kalangan pemuda.

Tawuran Pelajar: Konflik antar pelajar yang sering terjadi menunjukkan kurangnya pengendalian diri dan pemahaman akan pentingnya perdamaian. Menurut data Kementerian Pendidikan, terdapat peningkatan kasus tawuran pelajar sebesar 15% dalam lima tahun terakhir.

Narkoba: Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dapat merusak masa depan mereka dan mengurangi produktivitas bangsa. Data BNN menunjukkan bahwa 27% pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja.

Bullying: Tindakan perundungan di sekolah dan lingkungan sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan perkembangan sosial pemuda. Survei KPAI menunjukkan bahwa 41% siswa pernah mengalami bullying di sekolah.

Nasional Karakter Building: Pembangunan karakter nasional yang kuat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berdaya saing dan berwawasan kebangsaan. Program pendidikan karakter perlu diperkuat untuk mencapai tujuan ini.

Bonus Demografi: Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045, di mana sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif. Ini adalah peluang besar jika dimanfaatkan dengan baik, namun juga bisa menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan tepat.

Tingginya Perkawinan Usia Dini: Perkawinan di usia dini dapat menghambat pendidikan dan perkembangan karier pemuda, serta berdampak pada kesehatan ibu dan anak. Data BPS menunjukkan bahwa 11% perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.

Strategi Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pemuda itu sendiri. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pendidikan Karakter: Memperkuat pendidikan karakter di sekolah untuk membentuk generasi yang berintegritas dan berwawasan kebangsaan.
  • Program Pemberdayaan Pemuda: Mengembangkan program-program pemberdayaan pemuda yang fokus pada peningkatan keterampilan dan kompetensi.
  • Kampanye Anti-Narkoba dan Anti-Bullying: Melakukan kampanye yang masif untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba dan bullying.
  • Pengelolaan Bonus Demografi: Mempersiapkan strategi pengelolaan bonus demografi dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan lapangan kerja.
  • Pencegahan Perkawinan Usia Dini: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kesehatan reproduksi untuk mencegah perkawinan usia dini.

Kesimpulan:

Hari Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat penting dalam konteks menuju Generasi Emas 2045. Namun, berbagai tantangan sosial dan moral masih menjadi hambatan yang perlu diatasi. Dengan strategi yang tepat dan kerjasama dari berbagai pihak, visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai. (Heru Bramoro, ASN Kemenpora RI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun