Mohon tunggu...
Nden Mas Bei
Nden Mas Bei Mohon Tunggu... Insinyur - Pranata Humas Ahli Madya

ASN Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menguak Reformasi Birokrasi Kemenpora: antara Core Values Berakhlak dan Realitanya?

28 September 2024   10:21 Diperbarui: 28 September 2024   10:26 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) telah mengadopsi core values Ber-AKHLAK sebagai bagian dari upaya reformasi birokrasi. Core values ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja aparatur sipil negara (ASN), dan pada akhirnya, meningkatkan tunjangan kinerja. Namun, apakah realitas di lapangan sejalan dengan nilai-nilai yang diusung? Artikel ini akan mengupas tantangan dan realita yang dihadapi Kemenpora dalam mengimplementasikan core values Ber-AKHLAK.

Core Values BerAKHLAK: Apa dan Mengapa?

Core values Ber-AKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai ini diluncurkan oleh Presiden RI sebagai bagian dari strategi transformasi pengelolaan ASN menuju birokrasi kelas dunia. Tujuannya adalah untuk memperkuat budaya kerja yang profesional dan berintegritas, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Implementasi di Kemenpora

Kemenpora telah menggelar berbagai kegiatan untuk menginternalisasi core values Ber-AKHLAK. Salah satunya, seperti apel pagi yang diikuti oleh seluruh pegawai, di mana pentingnya nilai-nilai ini selalu ditekankan. Selain itu, Zainudin Amali, saat menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga, juga mengapresiasi dan mendukung penuh program ini, dengan harapan ASN dapat terus berinovasi dan meningkatkan kinerja.

Tantangan di Lapangan

Meskipun core values Ber-AKHLAK telah diadopsi, implementasinya di lapangan tidak selalu mulus. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

Budaya Kerja yang Belum Sepenuhnya Berubah: Meskipun ada upaya untuk mengubah budaya kerja, masih ada pegawai yang belum sepenuhnya memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai ini dalam pekerjaan sehari-hari.

Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia seringkali menjadi hambatan dalam pelaksanaan program-program yang mendukung core values Ber-AKHLAK.

Resistensi terhadap Perubahan: Tidak semua pegawai siap menerima perubahan. Ada yang merasa nyaman dengan cara kerja lama dan enggan beradaptasi dengan nilai-nilai baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun