Pada tahun 2024, Rapat Pleno Calon Pemuda Pelopor Tingkat Nasional diadakan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta (12/09). Acara ini menjadi ajang penting bagi para pemuda dari seluruh Indonesia untuk menunjukkan kepeloporan mereka dalam berbagai bidang. Dari 38 provinsi yang diundang, 33 provinsi mengirimkan total 131 peserta yang terdiri dari lima bidang kepeloporan utama: Pendidikan, Pangan, Seni Budaya, Inovasi Teknologi, dan Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata.
Peserta Berdasarkan Bidang Kepeloporan
Bidang Pendidikan:Â Sebanyak 30 peserta, terdiri dari 16 peserta putra dan 14 peserta putri, berpartisipasi dalam bidang ini. Mereka menunjukkan inovasi dan dedikasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah masing-masing.
Bidang Pangan: Bidang ini diikuti oleh 22 peserta, dengan 15 peserta putra dan 7 peserta putri. Para peserta ini berfokus pada pengembangan teknologi pangan dan peningkatan ketahanan pangan di komunitas mereka.
Bidang Seni Budaya:Â Sebanyak 25 peserta, terdiri dari 20 peserta putra dan 5 peserta putri, menunjukkan bakat dan kreativitas mereka dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya lokal.
Bidang Inovasi Teknologi:Â Bidang ini diikuti oleh 27 peserta, dengan 20 peserta putra dan 7 peserta putri. Mereka mempresentasikan berbagai inovasi teknologi yang dapat memberikan solusi praktis bagi berbagai permasalahan di masyarakat.
Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata:Â Sebanyak 28 peserta, terdiri dari 22 peserta putra dan 6 peserta putri, berfokus pada pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Proses Seleksi dan Harapan Masa Depan
Pada rapat pleno ini, akan dipilih sebanyak 70 calon pemuda pelopor yang layak untuk mengikuti seleksi di tingkat nasional. Proses seleksi ini sangat ketat, dengan penilaian berdasarkan inovasi, dampak, dan keberlanjutan dari proyek yang mereka ajukan.
Sayangnya, lima provinsi tidak mengirimkan peserta pada tahun ini, yaitu Nusa Tenggara Timur (Kupang), Sulawesi Utara (Manado), Papua Tengah (Nabire), Papua Barat (Manokwari), dan Maluku Utara (Sofifi). Namun, peningkatan jumlah peserta dari tahun sebelumnya patut diapresiasi, terutama dari provinsi-provinsi baru seperti Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya. Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, semangat mereka untuk berpartisipasi sangat menginspirasi.