Akhir-akhir ini viral di berbagai media sosial ramainya baliho tokoh partai politik yang membuat heboh warganet. Pemilihan umum calon presiden memang masih tahun 2024, namun acara verivikasi dan pendaftaran kalau tidak salah dimulai tahun 2023.Â
Makanya tidak heran jika dipertengahan tahun 2021 ini sudah banyak penjajakan politik atau perkenalan tokoh tokoh yang akan melaju ke pemilihan umum. Iseng penulis sebagai salah satu warganet mencoba menerka pergerakan politik yang akan terjadi di tahun 2024 saat pemilihan umum.
 Keisengan ini hanyalah halusinasi tanpa dasar yang jelas, namanya juga menerka hanya dapat informasi dari dunia internet yang belum tentu kebenarannya. Mari kita bahas satu persatu papan catur perpolitikan indonesia saat ini.
1. Pergerakan partai demotrasi indonesia perjuangan atau PDIP pada kali ini boleh dibilang cukup agresif dan percaya diri. Calon paling kencang diperbincangkan adalah Puan Maharani. Bukan tidak mungkin tahun ini PDIP akan berjuang all out untuk menjadikan Puan Maharani sebagai calon RI 1 atau RI 2.Â
Rencana ini menurut penulis bukan cuma wacana isapan jempol belaka karena sudah dipersiapkan sejak lama. Bahkan mungkin skenario ini sudah di rencanakan sejak pemilu 2014 saat PDIP sebagai partai penguasa. Puan Maharani pada presiden Joko Widodo diberikan panggung sebagi menteri koordinator, selanjutkan pada kemenangan PDIP pada pemilu 2019 diberi panggung sebagai ketua DPR RI.Â
Bahkan saat pemilu tahun 2019 Megawati sampai turun gunung ke dapil solo raya untuk memenangkan Puan Maharani meraih suara pemilih terbanyak diindonesia.
Namun skenario itu bukannya tanpa duri, popolaritas Puan Maharani masih dibawah kader PDIP lainnya yaitu Ganjar Pranowo yang sekarang menjabat sebagai gubernur jawa tengah. Makanya tak heran jika PDIP serius menaikkan popularitas Puan Maharani dengan pemasangan Baliho diberbagai lokasi.Â
Bahkan dalam pertemuan kader PDIP di Semarang Ganjar sebagai tuan rumah bahkan tidak diundang. Bahkan disentil oleh ketua umum jika Ganjar hanya pemimpin di media sosial. Pada saat ini juga muncul selentingan dari ketua PDD Bambang Pacul jika PDIP akan tetap mengusung Puan Maharani namun sebagai RI2 "Siapapun presidennya, wakilnya mbak Puan". Kejadian itu hanya dibiarkan saja oleh Ganjar, sikap Ganjar Pranowo sebagai seorang politikus modern sangatkan elegan menurut penulis. Ganjar tidak memainkan politik seolah olah dianiyaya atau victim player, juga tidak memainkan politik serangan frontal.Â
Ganjar hanya sedikit menanggapi masalah tersebut dan seolah olah tidak ada masalah, namun medsosnya tetap memainkan politik seperti biasanya dekat dengan rakyat, seolah seperti masyarakat biasa. Meskipun lawan politik dari PDIP juga memanfaatkan moment ini untuk mendapat simpati dari masyarakat juga, seperti isu Ganjar akan digandeng Nasdem atau cocok di pasangkan dengan Anies Baswadan. Sikap Ganjar dan PDIP ini menurut penulis akan tetap dijaga seperti ini sampai menjelang akhir akhir pemilu. Semuanya jelas akan menjaga sikap dan memainkan kartu as politiknya di menit menit terakhir.
Getolnya PDIP mendukung Puan Maharani juga didasari keberlangsungan partai, selama ini PDIP solid karena nama Megawati Sukarno Putri. Bahkan diusia Mega yang sekarang munas partai masih solid meminta Mega sebagai ketua umum. Tentu saja Mega suatu saat akan menyerahkan partai ini ke Puan Maharani, namun hal itu ketika Puan sudah memiliki power yang tinggi di pemerintahan.Â
Karena jika Puan belum memiliki power dan logistik yang kuat bukan tidak mungkin PIDP akan jatuh ke orang lain dalam artian ketua umumnya bukan dari putra atau putri Megawati.