Penulis: Nadiah Halwa
Dalam beberapa bulan terakhir, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi politik yang sedang berlangsung di negara ini. Melalui serangkaian aksi, diskusi, dan pertemuan, mahasiswa mengekspresikan keprihatinan mereka terhadap beberapa isu yang tengah memengaruhi arah politik Indonesia.
Pertumbuhan politik identitas, polarisasi, serta isu-isu lingkungan menjadi fokus perhatian utama. Mahasiswa menekankan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai politik identitas yang sedang menguat di tengah masyarakat. Mereka menilai bahwa hal ini dapat mengancam keberagaman serta menyulitkan upaya membangun kesatuan dan solidaritas di antara warga Indonesia.
Sejatinnya siapapun tau bahwa tak boleh berkampanye di kampus, tetapi menagpa system ini ridak sesuai dengan aturan lagi? Apakah politik Indonesia sudah masuk hingga menyebar ke kalangan mahasiswa. Karna kondisi inipatut untuk dipertanyakan mengapa banyak sekali pihak yang tak berkewajiban turut andil dalam kampanye di lingkungan kampus. Sungguh memperihatinkan karna mencari dan tidak menyesuaikan target untuk melakukan kampanye tersebut. Maka dari itu, berkampanye lah sesuai ddengan tempatnya jangan sembarangan berkampanye apalagi di wilayah institusi belajar seperti universitas.
Pentingnya mahasiswa sadar, untuk menghentikan system yang tak berstruktur tersebut karena dengan adanya kampanye di kampus dapat menganggu aktivias mahasiswa serta menimbulkan perilaku atau sifat yang cendrung berpolitik. Hal tersebut sungguh tak baik jika dilakukan terus menerus, mahasiswa harus menumbuhkan kesadara dirinya untuk berhenti mengikuti oralasi pokitik sang penguasa untuk berhenti berpolitik dikampus.
Setiap Masyarakat harus tetap mengatur system demokrasi ini dengan sebaik-baiknya agar kecurangan demi kecurangan dapat dihindari, berhentilah mengikuti arus yang sekirannya tak begitu baik untuk di tanggapi lebih lanjut. Maka dari itu, berkurangnya kulitas demi kuantitas dari demokrasi tersebut hingga  menimbulkan efek yang tak begitu bagus dengan berkampanye dikampus.
Menanggapi kondisi tersebut Mutiara selaku Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, berpendapat bahwa kondisi politik Indonesia mengalami kemerosotan kualitas demokrasi yang sangat akut.
" Â Nampak sekali sedang mengarah kepada rezim ditaktor absolut yang kejam kepada raknya sendiri, " Â ujarnya
Berbeda dengan Mutiara, Fadilla mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi mengatakan, kondisi politik Indonesia lagi memanas tetapi tetap kondusif, walupun situasinya masih dinamis dan mungkin berubah dengan cepat.
" diperkirakan  situasi politik dan keamanan akan lebih baik dibandingkan pemilu 2019," pungkasnya, kamis (7/12/2023)
Meskipun terdapat keragaman pendapat di antara mahasiswa, kesatuan dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi aktif dalam memperjuangkan perubahan positif di Indonesia tetap menjadi tujuan utama.