Mohon tunggu...
Ndaru Luriadi
Ndaru Luriadi Mohon Tunggu... Penulis - Naturalist

be truly youth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Biota Laut: Acarax, Mikroorganisme Menyerap Selenium

6 Januari 2021   21:42 Diperbarui: 6 Januari 2021   21:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Temuan baru mengenai mikroba tersembunyi yang ada di laut muncul kembali. Temuan ini dipublikasikan di jurnal sains yang terbit pada 23 Mei 2008. Ilmuan dari Australia menemukan kembali limpahan mikroba yang lebih besar daripada penelitian sebelumnya. Sampel tanah yang berasal dari Newfoundland ditemukan bahwa adanya mikroba yang hidup di kedalaman kaut 1.626 di bawah permukaan laut. 

Hal ini merupakan bagian dari new record  karena bukan hanya temuan terdalam dari mikroba, namun juga secara geologis daerah yang ditempati mikroba ini adalah daerah bersuhu tinggi. Sebelumnya penemuan bakteri terdalam ditemukan pada kedalaman 842 meter.      

Penemuan ini merupakan bakteri sejenis Arcahebacteria yang memperoleh sumber energi dari gas metana. Katrina J. Edward seorang geomikrobiolog menemukan bahwa bakteri dalam dasar laut berjumlah ribuan kali lipat daripada diatas permukaan bumi. Hal ini berdasarkan pada dugaan bahwa kehidupan dibumi diawali dari samudra. 

Penemuan di Amerika Edward menemukan banyak bakteri di batuan basalt dibandingkan dengan hidrotermal. Hipotesisnya menyebutkan bahwa reaksi yang terjadi pada batuan tersbut menjadikan energi bagi mikroba tersebut.

Di Indonesia, dalam Ekspedisi Java Trench 2002 yang dilakukan pada bulan Oktober 2002 menemukan kerang pemakan gas metana yang disebut acharax. Ini membuktikan bahwa daerah tersebut ada rembasan gas metan melalui patahan. Peneliti mikroorganisme juga diterjunkan dalam beberapa titik daerah vulkanis. 

Penemuan terbaru pada tahun 2004 adalah bahwa selenium memiliki peran dalam khasiatnya sebagai anti kanker. Daerah yang terkandung selenium didalamnya adalah berasal dari luapan magma. 

Pada daerah tersebut terdapat bakteri termofil. Bakteri tersebut menyerap selenium sebagai nutisi untuk pertumbuhannya riset ini juga bertujuan untuk mencari temuan alternatif unutk mengobati kanker. Temuan Novik, seorang peneliti dari Lipi menemukan isolat yang dapat menyerap selenium dan juga bertahan pada suhu tinggi. Terhitung ada 26 isolat dan 3 diantara dapat bertahan di suhu tinggi. 

Bacteri tersebut adalah thermos dan geobacillus yang mampu bertahan pada suhu 80o C. Selain tiu ada juga thermomicrobium yang mampu bertahan pada suhu 60o C. Selenium yang diserap oleh bakteri ini diubah menjadi seleno-asam amino dan seleno-protein yang dapat menghambat pertumbuhan kanker. 

Dari semua bakteri yang diuji coba, thermomicrobium adalah bakteri dengan efektivitas paling tinggi. Kedepan, penelitian bakteri kearah pemanfaataan kehidupan semakin digencarkan. Eksplorasi keanekaragaman lautan dalam ranak diversitas mikroorganisme juga semakin besar. Besar harapan kedepan bahwa lautan yang masih banyak menyimpan misteri dapat diungkapkan kebermanfaatannya untuk kehidupan.

Sumber: lipi.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun