Mohon tunggu...
Ndaru Hatmoko
Ndaru Hatmoko Mohon Tunggu... Human Resources - HR

Hobi indexing, liat orang beraktifitas di ruang publik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Si Lubang Celana

10 November 2024   10:57 Diperbarui: 10 November 2024   10:58 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terlahir dari sebuah benang yang putus. Mungkin karena terlalu lelah menahan beban, atau mungkin karena waktu yang terus menggerus setiap helai yang menyatukan diriku. Awalnya, aku hanyalah sebuah titik kecil di pojok kantong celana ini - hampir tak terlihat, nyaris tak berarti. Sebuah cacat yang begitu kecil hingga bahkan pemilikku pun tak menyadari keberadaanku.

Hari-hari pertamaku diisi dengan kebingungan dan rasa takut. Aku melihat lubang-lubang lain di pakaian yang berbeda, yang berakhir di tempat sampah atau dilipat dan disimpan selamanya di sudut lemari yang gelap. Apakah itu juga akan menjadi takdirku? Pertanyaan itu menghantuiku setiap kali pemilikku membuka lemari pakaiannya.

Setiap hari, aku menyaksikan dunia dari perspektif yang berbeda. Koin-koin yang dulunya aman dalam dekapan kantong ini mulai satu per satu meloloskan diri melalui diriku. Awalnya aku merasa bersalah. Bukankah aku telah mengkhianati tugasku sebagai bagian dari kantong yang seharusnya menjaga, bukan melepaskan? Setiap dentingan koin yang jatuh terasa seperti tamparan keras di wajahku.

Suatu hari, aku bertemu dengan sebuah noda kopi di bagian depan kemeja. Dia tertawa mendengar kegelisahanku. "Kau tahu," katanya, "kadang apa yang kita anggap sebagai kerusakan justru membuat pakaian ini lebih berkarakter. Lihat aku - aku adalah bukti dari secangkir kopi yang menemani pemilik kita di pagi yang melelahkan itu. Aku adalah saksi dari momentumnya mengejar deadline."

Kata-kata noda kopi itu membuatku berpikir. Mungkin ada yang lebih dalam dari sekedar menjadi 'kerusakan'. Aku mulai memperhatikan bagaimana pemilikku bereaksi terhadap diriku. Setiap kali dia kehilangan koin melalui diriku, dia belajar untuk lebih berhati-hati. Dia mulai memeriksa kantongnya lebih sering, menghargai apa yang dia miliki dengan lebih baik.

Saat musim hujan tiba, aku merasakan tetesan air yang sesekali menerobos masuk. Tapi bukannya merasa terganggu, aku justru merasa seperti menjadi jendela kecil yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam kantong ini. Aku membiarkan kantong ini bernafas, merasakan hembusan angin yang menyegarkan.

Di malam hari, ketika celana ini tergantung di kamar, aku sering berbincang dengan jahitan-jahitan tua di sekitarku. Mereka berbagi kisah tentang bagaimana mereka bertahan selama bertahun-tahun, menjaga kain tetap bersatu meski kadang terasa akan lepas. "Kekuatan tidak selalu terletak pada kesempurnaan," kata salah satu jahitan tua. "Terkadang, justru dalam ketidaksempurnaan kita menemukan ketahanan yang sejati."

Perlahan, aku mulai memahami bahwa keberadaanku membawa perubahan pada ritme kehidupan pemilikku. Dia menjadi lebih teliti dalam memeriksa barang-barangnya sebelum keluar rumah. Dia belajar untuk tidak membebani kantongnya dengan terlalu banyak barang. Bahkan, suatu hari aku mendengarnya berkata kepada temannya, "Kadang kehilangan beberapa koin mengajarkanku untuk lebih menghargai apa yang kumiliki."

Waktu berlalu, dan aku semakin membesar. Setiap helai benang yang terlepas menambah luas wilayahku. Tapi kini aku memandangnya berbeda. Setiap perluasan teritoriku adalah babak baru dalam kisah pembelajaran. Aku adalah saksi dari bagaimana sebuah celana yang sempurna perlahan-lahan menua dengan bermartabat, membawa cerita dan pelajaran hidupnya sendiri.

Suatu hari, aku melihat pemilikku mengambil jarum dan benang. Mungkin inilah saatnya - saat di mana aku akan 'diperbaiki'. Tapi aku tidak lagi merasa takut atau sedih. Aku telah menjalankan peranku dengan baik. Aku telah menjadi guru tanpa kata-kata, mengajarkan pelajaran tentang kehilangan dan penghargaan. Bahkan jika aku dijahit hingga tertutup, kisahku akan tetap ada, terjalin dalam setiap benang yang pernah menjadi bagian dariku.

Di dunia yang terobsesi dengan kesempurnaan, aku bangga menjadi pengingat bahwa ketidaksempurnaan pun memiliki tujuannya sendiri. Bahwa setiap lubang, setiap cacat, setiap kerusakan, membawa ceritanya masing-masing. Aku adalah lubang di kantong celana, dan inilah kisahku - kisah tentang menemukan makna dalam ketidaksempurnaan, tentang menjadi guru dalam keheningan, dan tentang bagaimana terkadang, kehilangan bisa menjadi pintu menuju pemahaman yang lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun