Yup, kita semua pernah ada di sana. Jam malam dan ponsel bergetar tak henti, notifikasi WhatsApp mencapai ratusan, serangan kata-kata yang tak berakhir di grup WA komunitas. Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa bisa begitu seru?
Lembaran kabar baik, pertanyaan, gosip, dan tentu saja, 'drama'. Adu argumen yang mungkin bermula dari topik sepele, tapi berakhir dengan perang kata-kata yang intens. Ada beberapa dinamika psikologis yang bermain di belakang layar, inilah yang membuat 'drama' ini begitu mempesona. Mari kita uraikan.
1. In-group Bias: Solidaritas Grup dalam Debat Sengit
Kita cenderung membela anggota grup kita, bahkan ketika mereka mungkin salah. Sebuah penelitian telah mengkonfirmasi fenomena ini sebagai 'In-group Bias'. Dalam konteks drama grup WA, ini berarti kita lebih cenderung mendukung anggota grup kita sendiri, meski argumennya lemah atau bahkan tidak masuk akal. Itulah sebabnya, satu komentar sembrono bisa memicu hujan dukungan.
2. Out-group Homogeneity Bias: 'Mereka Semua Sama!'
Apakah Anda pernah mendengar atau bahkan mengucapkan kalimat ini? 'Mereka Semua Sama!'. Nah, ini adalah contoh nyata dari 'Out-group Homogeneity Bias'. Kita cenderung menggeneralisasi anggota luar grup kita sebagai satu kesatuan yang sama, sering kali dalam cara yang negatif. Jadi, ketika seseorang dari 'kelompok lain' mengomentari postingan di grup, kita cenderung merespons secara defensif atau bahkan menyerang, menganggap mereka 'semua sama'.
3. Hostile Attribution Bias: 'Dia Sengaja Mencari Masalah!'
Di grup WA, sering kali kita menafsirkan komentar atau pertanyaan dari orang lain sebagai serangan pribadi. Ini disebut 'Hostile Attribution Bias'. Jadi, ketika seseorang bertanya, "Kenapa hal ini tidak pernah dibahas ?" kita langsung bertahan dan menyerang, berpikir mereka sengaja mencari masalah.
4. Reactive Devaluation Bias: 'Ide Buruk!'
Jika ide atau usulan datang dari 'kelompok lain', kita cenderung menolaknya, meski itu mungkin ide yang bagus. Ini disebut 'Reactive Devaluation Bias'. Jadi, meski seseorang dari kelompok lain mengusulkan solusi yang sebenarnya bagus untuk menyelesaikan konflik, kita akan cenderung menolaknya hanya karena itu datang dari 'mereka'.