Mohon tunggu...
Ndaru Hatmoko
Ndaru Hatmoko Mohon Tunggu... Human Resources - HR

Hobi indexing, liat orang beraktifitas di ruang publik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengungkap Fenomena Kita Menyukai Video Unboxing

20 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 20 Juli 2023   20:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source :encoproducts

Di era digital yang didominasi oleh media sosial dan konten video, kita telah melihat ledakan tren yang tampaknya tidak masuk akal namun mempesona: unboxing. Sederhananya, video unboxing adalah dokumentasi visual seseorang membuka kemasan produk baru, biasanya dilakukan oleh influencer atau pembuat konten, dan dibagikan ke penonton via platform seperti YouTube. Namun, fenomena ini lebih dari sekadar aksi membuka kotak. Di balik popularitasnya, setidaknya terdapat 4 bias kognitif yang menggerakkan penonton: Curiosity Gap, Bandwagon Effect, Halo Effect, dan Confirmation Bias.

Curiosity Gap : Misteri dibalik Kotak

Curiosity Gap, atau jurang penasaran, merupakan suatu konsep psikologis yang menggambarkan bagaimana rasa ingin tahu bisa menjadi daya tarik kuat. Dalam fenomena unboxing, penasaran akan apa yang ada di dalam kotak adalah gairah yang mendorong penonton untuk terus menonton. Ada daya tarik misterius dan keinginan untuk mengungkap 'rahasia' yang tersembunyi di balik kemasan, seolah-olah penonton berada di tepi jurang penasaran dan hanya dengan menonton video unboxing, mereka dapat melompati jurang tersebut.

Bandwagon Effect: The Viral Power of Shared Experience

Efek bandwagon, atau efek kereta luncur, menggambarkan bagaimana kecenderungan untuk mengikuti tren atau gagasan yang populer. Seolah-olah mereka naik ke 'kereta luncur' yang sama, penonton dan pembuat konten unboxing terlibat dalam pengalaman bersama yang memperkuat tren ini. Bukan hanya ikut-ikutan, mereka menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar, semakin memperkokoh posisi unboxing dalam budaya populer.

Halo Effect & Confirmation Bias: Favoritism and the Search for Validation

Halo Effect, atau efek halo, merujuk pada bias kognitif di mana persepsi positif tentang sesuatu mempengaruhi pandangan kita tentang aspek lain yang berkaitan dengannya. Dalam kasus unboxing, apabila seorang pembuat konten yang disukai membuka suatu produk dan memberikan ulasan positif, penonton cenderung untuk memiliki pandangan positif terhadap produk tersebut, seolah-olah produk itu memiliki 'halo' positif di sekitarnya.

Sementara itu, Confirmation Bias adalah kecenderungan kita untuk mencari informasi yang membenarkan keyakinan atau hipotesis kita. Ketika menonton video unboxing, penonton cenderung mencari dan memilih video yang mendukung pandangan mereka sendiri tentang produk, sehingga menciptakan lingkaran validasi.

Melalui fenomena unboxing, kita belajar bahwa sesuatu yang tampak sederhana bisa memiliki lapisan psikologis yang kompleks dan mendalam

Unboxing, meskipun tampak sederhana, memang memiliki daya tarik yang rumit dan memikat. Dengan memahami bias kognitif yang mendasarinya, kita tidak hanya dapat menghargai kekuatan fenomena ini, tapi juga belajar banyak tentang perilaku manusia dan cara kita memahami dunia. Pada akhirnya, bahkan dalam tindakan sepele seperti membuka sebuah kotak, kita menemukan cermin dari diri kita sendiri dan pemahaman yang lebih dalam tentang psikologi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun