Mohon tunggu...
Suhendar M. Said
Suhendar M. Said Mohon Tunggu... Administrasi - Bloger, Civil Servant, Penikmat Kopi Hitam dan Senja Hari

Blogging, Bike, Run, Civil Servant, Author @rumahpemilu.org, and @birokratmenulis.org

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada dan Visi Ekonomi Biru

9 November 2024   07:00 Diperbarui: 9 November 2024   07:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi momen penting bagi setiap daerah untuk memilih pemimpin yang mampu mengembangkan kebijakan yang relevan, inklusif, dan berkelanjutan. Di Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan luas lautan yang mencapai lebih dari dua pertiga dari total wilayahnya, isu kelautan dan pesisir menjadi sangat krusial. Dalam konteks ini, konsep ekonomi biru, atau blue economy, menawarkan pendekatan baru yang dapat diterapkan oleh para calon pemimpin daerah untuk memanfaatkan potensi laut dan pesisir secara berkelanjutan. Ekonomi biru, yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya kelautan tanpa merusak ekosistem, sangat penting untuk dijadikan sebagai bagian dari visi dan misi kandidat dalam Pilkada, terutama di wilayah yang memiliki potensi laut besar.

1. Konsep Ekonomi Biru dan Potensinya

Ekonomi biru merupakan konsep pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Ini mencakup berbagai sektor, mulai dari perikanan, pariwisata laut, energi terbarukan (seperti energi gelombang dan angin laut), hingga konservasi laut. Berbeda dengan pendekatan eksploitasi yang sering kali merusak, ekonomi biru menekankan pada keberlanjutan dan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesehatan ekosistem. Di Indonesia, ekonomi biru memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

2. Pentingnya Visi Ekonomi Biru dalam Pilkada

Visi ekonomi biru sangat relevan dalam Pilkada, terutama di daerah pesisir yang mengandalkan kelautan sebagai sumber ekonomi utama. Banyak daerah pesisir di Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan, akses terbatas terhadap teknologi, dan degradasi lingkungan. Tanpa kebijakan yang tepat, pemanfaatan laut dan pesisir sering kali mengarah pada overfishing, polusi laut, dan kerusakan terumbu karang. Oleh karena itu, pemimpin daerah yang memiliki visi ekonomi biru dapat membawa perubahan positif, baik dalam hal ekonomi maupun lingkungan. Mereka dapat menciptakan kebijakan yang mengedepankan pengelolaan laut secara berkelanjutan, mendukung teknologi ramah lingkungan, dan memberdayakan masyarakat pesisir.

3. Strategi Kebijakan Berbasis Ekonomi Biru

Untuk menerapkan visi ekonomi biru, ada beberapa strategi kebijakan yang bisa diprioritaskan oleh calon pemimpin daerah:

Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan: Pemimpin daerah bisa mendorong pengelolaan perikanan yang menghindari overfishing dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Pengelolaan stok ikan yang bijak akan menjamin keberlanjutan perikanan sekaligus menjaga ekosistem laut.

Pariwisata Bahari yang Berwawasan Lingkungan: Daerah dengan potensi pariwisata laut, seperti pulau dan terumbu karang, bisa mengembangkan ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal dan memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan. Misalnya, wisata selam di terumbu karang bisa diatur dengan ketat untuk melindungi habitat laut.

Pengembangan Energi Terbarukan dari Laut: Daerah pesisir yang memiliki potensi energi terbarukan, seperti energi angin laut atau energi gelombang, dapat mengembangkan proyek energi bersih. Pemanfaatan energi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat menjadi sumber daya baru yang memperkaya perekonomian daerah.

Restorasi dan Konservasi Ekosistem Pesisir: Mangrove, padang lamun, dan terumbu karang adalah ekosistem penting yang berperan besar dalam menjaga kesehatan laut. Program restorasi dan konservasi harus menjadi prioritas bagi pemimpin yang berkomitmen pada ekonomi biru. Ekosistem ini juga berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan bencana alam seperti tsunami.

Memberdayakan Masyarakat Pesisir: Masyarakat pesisir sering kali merupakan kelompok yang paling terdampak oleh kebijakan eksploitasi laut yang merusak. Pemimpin yang berkomitmen pada ekonomi biru dapat menciptakan program pemberdayaan, seperti pelatihan perikanan berkelanjutan, diversifikasi mata pencaharian, dan dukungan terhadap koperasi nelayan.

4. Tantangan Implementasi Kebijakan Ekonomi Biru

Meskipun ekonomi biru memiliki banyak potensi, implementasinya tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah masalah pendanaan, karena banyak program ekonomi biru, seperti restorasi ekosistem dan teknologi energi terbarukan, memerlukan investasi yang besar. Selain itu, tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan masih rendah di beberapa daerah pesisir. Terakhir, tumpang tindih kewenangan antara pemerintah daerah, pusat, dan pihak swasta sering kali memperlambat proses implementasi kebijakan.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemimpin daerah perlu membangun kerja sama yang kuat dengan pemerintah pusat, lembaga internasional, dan organisasi masyarakat. Program pendidikan lingkungan dan kampanye kesadaran publik juga penting untuk memastikan masyarakat memahami pentingnya ekonomi biru dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian laut.

5. Harapan Terhadap Pemimpin Berwawasan Ekonomi Biru

Pilkada adalah kesempatan untuk memilih pemimpin yang mampu menghadirkan perubahan. Masyarakat pesisir membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berpikir tentang pembangunan jangka pendek, tetapi juga memiliki visi jangka panjang yang berkelanjutan. Pemimpin yang berkomitmen pada ekonomi biru akan membawa harapan baru bagi masyarakat pesisir, dengan menciptakan lapangan kerja, melindungi ekosistem, dan mengurangi kemiskinan melalui pemanfaatan sumber daya laut yang bijak.

Visi ekonomi biru dalam Pilkada bukan sekadar janji politik, tetapi sebuah langkah nyata menuju pembangunan daerah yang berkelanjutan. Dengan memilih pemimpin yang memiliki komitmen terhadap ekonomi biru, masyarakat berkontribusi pada masa depan yang lebih baik, di mana pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Ekonomi biru bukan hanya tentang memanfaatkan laut, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutannya bagi generasi mendatang. Pilkada adalah kesempatan untuk memastikan bahwa arah kebijakan daerah kita selaras dengan tujuan besar ini, sehingga kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan makmur bagi semua.

Salam.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun