Tiba-tiba aku teringat pada kau
Kau yang pernah menjulukiku sebagai kucing berbulu harimau
Aku belum lupa kau bilang aku petir di musim kemarau
Sebab suara kentutku mengalahkan kerasnya ledakan ranjau
Kau bilang pula aku cocok jadi penjual bakpau
Sebab tak mungkin aku mampu menjual sebidang pulau
Oh, pernah juga kau sarankan aku mandi kembang di danau
Agar badanku tiada lagi bau kerbau
Terakhir kau bilang aku perlu segera ke krakatau
Di sanalah tanganku menusuk perutku dengan pisau
Kata-katamu begitu memukau
Akupun silau hingga menurutinya tanpa risau
Kini di dalam kubur aku suka mengigau
Kenapa jalan hidupku begitu kacau?
Barangkali Tuhan memang suka bergurau
Dia biarkan mahluknya mampus dalam keadaan galau
Kemudian membusuk dilahap cacing yang tak bisa dihalau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H