Mohon tunggu...
Ndandig Supriyono
Ndandig Supriyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya ingin menyalurkan hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Tambal Ban yang Baik Hati

22 Agustus 2013   10:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bapak yang satu ini seorang pekerja keras. Walau kakinya cacat sebelah (mungkin karena polio), tapi tidak pernah mengurangi semangatnya. Orangnya ramah. Selalu menyapa dengan senyum. Inilah yang salah satu alasan, saya akan mengutamakan untuk menggunakan jasanya selagi mungkin.

Pekerjaannya tukang tambal ban. Dari ban motor sampai ban truk tronton. Dengan tertatih-tatih, ban truk yang besar bisa dibuka dengan mudah.

Salah satu kelebihan lainnya adalah ongkos yang diminta. Selalu murah. Bahkan kadang saya pikir terlalu murah. Di saat tempat lainnya memungut ongkos tambal ban motor 5 ribu, bapak ini hanya mematok harga 3 ribu. Di tempat lain lagi, bahkan ada yang sudah memungut 6 ribu, bahkan 7 ribu. Saya pernah mengalaminya, ketika tidak memungkinkan lagi menambal ban di tempat bapak ini. Untuk menambal ban mobil dengan ban dalam, taripnya juga murah sekali. Untuk ban mobil sedan dengan ban dalam, beliau hanya mematok harga 6 ribu. Di tempat lain sudah 10 ribuan.

Suatu ketika saat motor saya bocor dirumah, ban motor saya lepas dan saya tambalkan di tempat bapak ini. Saya hanya dipungut 2 ribu saja. Sempat ada niat mau saya tambahin, namun saya agak khawatir akan menyinggung perasaannya.

Bapak ini juga tidak komersial. Tidak seperti beberapa tukang tambal lainnya. Yang suka memvonis untuk ganti ban dalam. Bapak ini kreatif. Sepanjang masih bisa ditambal, akan diupayakan ditambal. Bahkan untuk ban yang "pentilnya" sudah lepas karena motor dipaksa dikendarai saat ban kempes, beliau masih bisa mengakalinya. Di tukang tambal ban lainnya, "pentil' yang lepas, berarti vonis ganti.

Pernah saya singgung, kenapa harga yang dipatok murah sekali. Beliau menjawab bahwa beliau bekerja sambil beramal. Karena mau beramal dengan harta, tidak punya. Maka, pantang bagi beliau untuk memanfaatkan situasi atau aji mumpung. Dengan prinsip yang dijalankan selama ini, beliau bisa membesarkan 4 anaknya. Bisa menyekolahkan. Yang paling besar setingkat SMU. Memiliki motor. Dan bahkan mobil tua, seumuran dengan mobil saya.

Bapak yang baik hati ini bisa anda temui di jalan raya Gilang, arah Surabaya dari Krian, di sebelah kiri. Di seberang jalan ada Alfamart dan Indomart berdampingan. Saat ini, beliau sering dibantu oleh anak laki-lakinya yang seusia SMU dan SMP. Mudah-mudahan bapak yang baik hati ini selalu diberi kesehatan dan semangat untuk tetap bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun