Mohon tunggu...
Nda_ndot Nda_ndot
Nda_ndot Nda_ndot Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lagi belajar nulis FIKSI...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Remember The 5th of November: Sejarah di Balik Tradisi Pesta Kembang Api Tahunan di Inggris

6 November 2012   05:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:54 3342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1352181937157473467

[caption id="attachment_221763" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption]

Ada yang berbeda dengan suasana akhir pekan kemarin. Meski cuaca masih bahkan makin dingin, di beberapa sudut kompleks perumahan tempat tinggal saya terdengar bersahutan dentuman diudara. Rupanya pesta kembang api tahun ini sudah dimulai.

Sebenarnya perayaan pesta kembang api (firework) adalah malam nanti, 5 November. Salah seorang rekan di kantor menceritakan sejarah pesta kembang api tersebut yang bahkan menurutnya sudah banyak dilupakan oleh banyak generasi muda di Inggris.

Sejarah bermula sekitar 400 tahun lalu tepatnya tahun 1605 dimana terjadi sebuat plot untuk membunuh raja (King James I) dan anggota parlemen Inggris waktu itu dengan meledakkan gedung parlemen di Westminster dengan menggunakan gun powder (bahan peledak) yang ditimbun di gudang bawah tanah Houses of Parliament. Karena itu kemudian peristiwa ini dikenal dengan sebutan Gun Powder Plot.

Tujuan Gun Powder Plot sendiri sebenarnya untuk membunuh raja dan anggota parlemen Inggris untuk mengembalikan kejayaan monarki Katholik dan meniadakan parlemen dan sistem parlementer.

Adalah Guy Fawkes, salah seorang yang terlibat plot tersebut tertangkap hidup-hidup bersama tujuh komplotannya. Sebenarnya dia bukanlah otak dibalik rencana itu, melainkan eksekutornya. Dia tertangkap tangan berada di gudang bawah tanah di bawah Houses or Parliament bersama beberapa lusin bahan peledak. Bagi kebanyakan penjahat, buron maupun musuh kerajaan tertangkap hidup-hidup bukanlah pilihan yang menyenangkan. Oleh karena itu rata-rata mereka akan melawan ketika akan ditangkap dan memilih mati di tempat. Celakanya Guy tertangkap hidup-hidup.

Hakim John Popham datang ke London secara khusus untuk menangani kasus ini. Guy kemudian divonis bersalah atas tuduhan pengkhianatan kepada raja dan dihukum mati. Pelaksanaan hukuman mati disebut menjadi salah satu yang paling menghebohkan, mengerikan dan brutal yaitu hung, drawn and quartered. Hung (digantung) tapi tidak sampai mati kemudian drawn, perut terpidana disayat dan dikeluarkan isinya dalam keadaan masih hidup, kemudian quartered, tangan dan kaki dipotong, lagi-lagi terpidana dalam keadaan masih hidup. Ide nya adalah memberikan hukuman seberat mungkin dengan penyiksaan dimana terpidana mati untuk hidup selama mungkin untuk merasakan penderitaan yang tak terperikan. Terakhir, terpidana dipenggal kepalanya.

Tercatat kemudian kepala Guy dan tujuh orang komplotannya di tancapkan di atas tiang dan dipajang di Westminster Bridge sebagai peringatan kepada masyarakat pada waktu itu akan hukuman bagi pengkhianat.

Setahun setelah kejadian tersebut, tahun 1606 dimulailah tradisi tahunan oleh raja dan anggota parlemen dimana ada semacam pidato tahunan untuk memperingati peristiwa tersebut. Lancelot Andrewes tercatat sebagai orang pertama yang memberikan pidato untuk memperingati Gun Powder Plot ini. Tujuannya, untuk mengingatkan bahwa pengkhianatan tidak akan pernah dilupakan di Inggris.

Di Inggris, peristiwa tersebut masih diperingati sampai sekarang dengan pesta kembang api (untuk melambangkan ledakan gun powder) dan api unggun yang puncak nya ditandai dengan dibakarnya effigies of Guy Fawkes. Anak-anak biasanya membuat boneka Guy dengan pakaian bekas yang dijejali Koran bekas. Dua tradisi terakhir, api unggun dan membakar boneka Guy sudah tidak begitu populer. Namun, menjelang bulan November selepas Haloween di supermarket-supermarket sudah banyak ditemui berbagai jenis kembang api.

Orang-orang Inggris sendiri (terutama yang mengerti sejarah) mengenangnya dengan senyum getir. ‘civilisation...!’ begitu mereka menggumam tiap kali mengakhiri obrolan tentang ini mengingat betapa pada saat itu hukum dilakukan dengan brutal.

Sebuah syair satir ditulis untuk mengingat tragedi yang terkenal dengan sebutan Remember the 5th of November:

Remember, remember the fifth of November, gunpowder, treason and plot, I see no reason why gunpowder treason should ever be forgot. Guy Fawkes, Guy Fawkes, 'twas his intent to blow up the King and the Parliament. Three score barrels of powder below, Poor old England to overthrow: By God's providence he was catch'd With a dark lantern and burning match. Holloa boys, holloa boys, make the bells ring. Holloa boys, holloa boys, God save the King! Hip hip hoorah!

Salam,

Nda Ndot

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun