Mohon tunggu...
RANDI MAIPAN
RANDI MAIPAN Mohon Tunggu... -

Hati, Pikiran, dan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Teman-temanku Sudah Sukses Tapi Hidupku Masih Saja Tidak Jelas

26 Desember 2014   02:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:27 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam rakyat, selamat malam warga negara dari sabang sampai merauke selamat malam juga untuk masyarakat kerinci jambi.

teman-temanku sudah pada sukses, bayak diantara mereka sudah menjadi pegawai negeri sipil di kementrian pusat, banyak yag menjadi auditor, akuntan,  menyelesaikan studi magister dan menjadi dosen di universitas ternama, bekerja di bank kaliber internasional, menjadi officer di perusahaan kenamaan, dan tak jarang dari mereka telah merintis usaha dan sekarang telah menghasilkan omzet yang tidak sedikit sungguh nikmat hidup mereka, punya status, penghasilan tetap, dan relasi yang luas serta teman-teman baru yang mengasyikkan. Nah terus hidup gue bagaimana?

Oh tuhan saya sangat yakin Engkau maha adil seadil adilnya, pemberianMu adalah yang terbaik untuk setiap hambaMu di bumi ini tapi kok ya hasilnya begini sih? ah terkadang aku merasa Engkau main-main dengan keputusanMu tapi bagaimanapun aku harus percaya toh aku hanya seorang hamba dan tidak memiliki khidmat untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik tentunya sesuatu yang berkaitan dengan takdir hidup.

Semasa menjadi mahasiswa saya menjadi salah satu mahasiswa yang beruntung, lulus dalam waktu3.5 tahun dari universitas negeri di kota gudeg, yogyakarta adalah sebuah pencapaian yang tidak bisa diblang mudah dan gampang, setelah lulus tanpa menunggu waktu yang lama bahkan hanya dalam waktu satu minggu saya diterima diperusahaan farmasi terbesar kedua di republik ini, mendapatkan training diberbagai kota di indonesia serta mendapatkan fasilitas terbang gratis, hotel gratif, serta trainer handal menjadi kebahagiaan sendiri buat saya, banyak teman-teman yang mengatakan saya beruntung dan hidup saya indah, memang benar bulan pertama saya merasa senang tetapi setelah beberapa bulan semua yang manis menjadi pahit dan terkadang menakutkan namun demikian teman-teman masih beranggapan saya adalah manusia beruntung dan hidup saya senang tapi mereka salah "SAYA MENDERITA, KEBAHAGIAAN SAYA TEREGUT DAN SAYA SANGAT TIDAK BAHAGIA" tenyata teman-teman saya salah menafsirkan hidup saya yang sebenarnya.

Selang beberapa waktu saya memutuskan untuk resign karena tidak menemukan passion ditempat kerja lama saya, saya kembali ke kota gudeg, yogyakarta untuk mencarai pekerjaan baru, hanya membutuhkan waktu satu bulan saya diterima di perusahaan internasional bidang manufaktur atau pabrik mobil H*NDA saya kembali di cap menjadi manusia yang lucky padahal waktu itu teman-teman saya hanya beberapa orang saja yang baru lulus, semua teman kagum, diterima diperusahaan besar dengan gaji besar posisi mentereng, kebahagiaan dan kebanggan yang saya rasakan tidak bertahan lama haya dalam waktu satu bulan tempat kerja saya rasanya seperti neraka, betapa tidak beban kerja yang sangat berat ditambah saya yang seorang sarjana ekonomi ditempatkan di bagian engineering teman-teman bisa bayangkan betapa streesnya saya, semua saya lakukan dengan berat hati, say tidak suka dengan budaya perusahaan ini namun apadaya saya harus bertahan karena memang saya harus bertahan ditengah ketidaksukaan saya pada job desc yang diberikan ditambah kolega kerja yang kesemuanya orang jepang membuat saya semakin stress dan mendekati gila, teman-teman dan orang-orang masih saja menganggap saya senang dan bahagia tapi mereka tidak sadar bahwa status yang saya pegang adalah neraka buat saya dan kali ini "ORANG-ORANG MASIH SALAH MENAFSIRKAN KEHIDUPAN SAYA"

Merasa bosan dengan kegilaan orang jepang yang gak tau kapan harus tidur, kerja, dan santai saya memutuskan untuk keluar dan kemudian mencari pekerjaan baru dalam waktu dua bulan saya diterima bekerja di perkebunan kelapa sawit di kalimantan barat, banyak teman-teman berdecak kagum begitu mudahnya saya mendapatkan pekerjaan dan sekarang jalan-jalan gratis plus kerja dengan gaji gede di kalimantan, kembali terulang minggu awal di kalimantan adalah kebahagiaan namun dalam waktu tiga minggu saja semuanya sudah berubah drastis semuanya menjadi hambar dan mencekam bagaimana tidak hidup dipedalaman yang sangat susah signal hand phone dan jangan berharap bisa terkoneksi dengan jaringan internet dan ternyata "DUGAAN ORANG YANG MENGATAKAN SAYA BAHAGIA SALAH SEMUA, SAYA TIDAK BAHAGIA"

Sahabat yang baik hati, terkadang kita sering membandingkan kehidupan yang diberikan tuhan kepada kita dengan rejeki orang lain, entah itu teman, tetangga, atau kolega lainnya kerap kali kita merasakan betapa indahnya hidup orang lain, betapa bahagianya hidup orang lain sedangkan kita hidupnya biasa-biasa saja dan terkadang miris namun, berkaca dari sedikit pengalaman saya diatas kita dapat melihat dan mengambil kesimpulan bahawa apa yag kita anggap indah itu belum tentu indah dan apa yang kita anggap jelek itu belum tentu jelek memang inilah kodrat kita sebagai manusia, saya ingat kata kakak saya "PELANGI KELIHATAN INDAH DI KEPALA ORANG"

Memang benar hanya dengan bersyukur hidup ini akan terasa menyejukkan dan menyenangkan, salam bahagia untuk mu teman, jalani saja hidup ini dengan serius, santai, berdoa, dan bahagia jangan bandingkan kehidupan kita dengan orang lain karena akan menimbulkan kesengsaraan bagi diri kita sendiri.

Selamat berlibur, selamat menjalankan hobi teman semua, saya akan naik gunung di tahun baru ini dan berlatih bulu tangkis dengan serius. salam bahagia, salam senyum bahagia untuk kita semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun